Dream Story - ZoMe

0

Category:

Tiba di sekolah, aku pun langsung berjalan menuju ke kelas ku, dan di sana sudah cukup banyak orang dan sudah ribut. Aku menuju ke mejaku dan menaruh tas. Lalu, aku dikejutkan dengan sebuah tepukan di pundak kiri oleh Joe, teman sekelasku.

“Hei Ace, udah tau belom?” tanya Joe dengan suaranya yang serak dan nge-bas itu.

“Tau apaan?” balasku dengan penasaran.

“Berita yang tadi pagi itu lho! Serangan di West. Tau?”

“Oh, iya, udah tau kok.”

“Kalian tau gak itu makhluk apa?” tanya temanku, Alan.

“Engga.” jawab aku dan Joe.

“Ikutan donk, emang itu apaan sih, Alan?” tanya Frank yang penasaran dengan pembicaraan kita.

“Itu adalah robot buatan negara Flake, lebih tepatnya kaum Free-Flake di sana. Ayo duduk di sini, akan kujelaskan cara kerja benda buatan Flake ini.” jawab Alan sambil menduduki kursi. Kami pun duduk dan mendengarkan cerita Alan. Alan mengambil secarik kertas putih bergaris biru dari dalam tasnya dan mulai menggambar sesuatu, itu adalah ‘robot’ itu.

“Namanya adalah Zome. Yang baru kuketahui Zome terbagi menjadi 2 jenis, Green-Zome yang adalah pemimpin pasukan dari Zome-Zome yang lain, kalau kita artikan dalam pangkat di tentara dia adalah Kapten. Dan yang 1 jenis lainnya adalah Red-Zome, pasukan Zome, atau bisa kita sebut pasukan tentara, Private/Recruit.”

“Lalu apa kehebatannya?” tanya Frank.

“Cara kerja Green-Zome adalah mampu mengubah korbannya menjadi abu dan Red-Zome mampu menghipnotis korbannya menjadi pengikutnya dan mengubahnya menjadi Red-Zome.”

“Hmm.. Sulit dimengerti bagaimana cara membedakan Red dan Green-Zome? dan kenapa bisa berubah seperti itu? Apakah mereka menggunakan sistem ‘Radiasi’?” tanya Joe.

“Cara membedakannya? Mudah. Red-Zome memiliki tubuh yang kecil dan mudah berpindah-pindah dan memanjat gedung-gedung, bentuk fisiknya kecil berkaki 3 dan matanya bersinar cahaya merah, warna senjatanya merah. Green-Zome tubuhnya lebih besar gerakannya cukup lambat tetapi jarak tembaknya jauh, bentuk fisik : lebih besar 1 meter dari Red dan berkaki 4, matanya warna hijau sama seperti senjatanya.”

“Hmm.. Cukup rumit ya..” kataku.

“Aku belum selesai. Benar kata Joe, mereka menggunakan sistem Radiasi. Senjata yang mereka tembakan adalah sebenarnya bukan laser, tapi Carbon Stick dengan ramuan-ramuan yang berbeda anatar Zome yang red dan green. Carbon Stick ini memancarkan cahaya sehingga terlihat seperti laser. Carbon Stick akan menyebar setelah ditembakan Zome dan mengenai tubuh korban menjadi Carbon Sting yang kecil sekali dan ini langsung menyebar ke seluruh tubuh menjadi target radiasi. Sumber radiasinya adalah si pelaku, Zome yang menembak itu. Semakin dekat jaraknya semakin besar radiasinya.”

“Wah.. Berbahaya juga mereka.” kata Frank.

“Tapi bagaimana kamu tahu tentang semua ini?” kataku.

“Aku tidak sengaja berhasil meng-hack data milik kaum Flake dan menemukan data ini. Awalnya aku sih ga percaya, cuman setelah penyerangan itu, aku percaya sekarang.” jawab Alan.

“Apa motif mereka membuat ini?” tanya Joe.

“Sampai saat ini aku belum tahu.”

Di tengah suasana perbicangan yang mendebarkan ini, di luar kelas terdapat suara berisik, “Orang Gila! Pergi kamu!” “Ya Pergi!”. Kami pun keluar kelas dan melihatnya, ternyata ada seorang murid berjalan pincang dengan lambat dan tangan di bawah serta mukanya yang suram. Dia berjalan menuju ke dalam sebuah ruangan yang adalah Ruangan Uji Lab. Pintu ruangan ia tutup dan semua orang tertawa, tetapi kami malah bingung, siapa dia?

“Sepertinya…” ucap Alan dengan suara kecil.

“Ada Apa, Alan?” tanyaku.

Dan tiba-tiba terdengar suara berisik seperti suara mesin traktor dari dalam ruangan itu, dan beberapa orang dari kerumunan itu mendekati dan membuka ruangan itu.

“Aaaa!!!” teriak mereka seperti jeritan perempuan yang melengking.

“Kalian! Cepat Lari..!!!!”, kata temannya yang lain.

Tiba-tiba, “ZAP!” mereka berubah menjadi abu. Semua orang pun lari untuk menyelamatkan diri secepatnya tidak tahu kemana, yang penting bagi mereka adalah SELAMAT. Cahaya hijau merah serta kabut abu memancar ke berbagai arah menyerang semua orang. Termasuk aku, Alan, Joe, dan Frank.

“Ya..!! Itu ‘mereka’!” teriak Alan.

Comments (0)

Post a Comment