Ryan dan Dev kini telah sampai di Blur Tunnel. Di Blur Tunnel terdapat sebuah kantor kecil yang terbuat dari kayu ek dengan papan di atasnya yang bertuliskan UnderCop's Station. Mereka sungguh lelah karena kurang tidur berhari-hari akibat banyaknya masalah yang terjadi di UnderWorld. Sangat lelah dan kini mereka berada di sebuah kota tidak berpenghuni. Mereka pun masuk ke dalam kantor UnderCop. Ya, sesuai apa yang terjadi di luar kantor, kantor ini pun tidak berpenghuni.
Kelompok B.L.A.C.K kini terancam diantara kepungan Life-Dead di CaveTown. Mereka kini berdiri dan merapat membentuk seperti lingakaran di tengah Life-Dead itu. Hal yang dapat mereka lakukan adalah menunggu waktu yang tepat untuk menembak.. tapi.. semua itu tidak ada gunanya karena mereka tidak dapat mati oleh peluru, melainkan hanya oleh api. Lau akhirnya mempunyai ide di saat genting itu.
Sesuai janji mereka, mereka kini mengobati dan membantu dalam evakuasi para penduduk UnderWorld. Lau mengambil seperangkat alat kemah dari dalam tasnya dan mulai membangun kemah yang cukup besar untuk evakuasi tersebut. Hari pun mulai gelap, dan mereka mulai memasang beberapa lampu tempel di dalam kemah evakuasi. Saat Tom sedang memasang lampu tempel itu, tiba-tiba ada seorang penduduk yang sedang terbaring menarik lengannya.
"Hei, kamu..", bisik orang itu.
"Ada yang bisa saya bantu?", tanya Tom.
"Sebaiknya kamu dan teman-temanmu pergi dari sini, dan sebenarnya tidak ada gunanya kalian menolong kami..."
"Apa maksudmu?"
"Apa kamu tidak tahu? Kota ini tadi siang diserang oleh para Dead-Body, dan salah satunya adalah The Crasher. Dan kota ini juga sudah terinveksi virus D.E.A.T.H. Sebaiknya kalian segera... per..", belum sempat menyelesaikan perkataannya, orang itu meninggal.
"Hei.. Sadarlah.. Hei, Dev cepat ke sini!", kata Tom.
"Ada apa?", tanya Dev.
"O.. orang.. orang ini kenapa mati?"
"Hei.. Tom.. kayaknya penduduk yang lain juga... MATI.", kata Grazz.
"Ada apa ini.", kata Ryan, "Hei.. Lau jelaskan!!"
"Sebentar.. Para penduduk kota ini telah terkena virus...", belum sempat selesai bicara Tom memotongnya..
"Virus D.E.A.T.H."
"Ya benar. Dari mana kamu tahu?", kata Lau.
"Apa itu virus D.E.A.T.H?", tanya Joe.
"Tadi sebelum orang ini meninggal, dia sempat berbincang-bincang dengan saya. Katanya, kota ini sudah terinveksi virus itu karena kota ini tadi diserang oleh para Dead-Body. Virus ini dapat mengubah manusia menjadi Life-Dead."
"Dead-Body, apa tuh?", kata Ryan.
"Dead-Body, adalah monster zombie seperti Life-Dead. Dead-Body adalah tingkat lanjutan dari Life-Dead yang disempurnakan sehingga dapat seperti manusia, yaitu mereka dapat berfikir, menggunakan senjata, dll, sama seperti Life-Dead, Dead-Body hanya dapat dibunuh dengan api."
"Jadi bisa ada serangan massal Life-Dead dong.", kata Grazz.
"Ya. Benar. Kita harus segera pergi dari sini dan mencari Will.", kata Lau.
Mereka lalu berkemas dan bersiap pergi dari CaveTown. Tapi, saat mereka berada di luar kemah, gerombolan Life-Dead sudah menghadang pintu keluar kota itu, dan mereka tampaknya telah terganggu oleh cahaya Lampu Tempel dan bersiap menyerang mereka. Mereka semua lalu mundur dan hendak masuk ke dalam kemah. Tapi, para penduduk yang berada di dalam kemah telah berubah menjadi Life-Dead dan siap menyerang mereka juga. Mereka kini terkepung diantara para Life-Dead.
"Wah.. kayaknya saya salah ngomong ya tadi..", kata Grazz.
"Itu bukan salah ngomong lagi, SANGAT SALAH, Grazz.", kata Ryan.
"Bagaimana ini, Ketua?", tanya Joe.
TO BE CONTINUED.
Sudah 1 jam lamanya, kelompok B.L.A.C.K dikejar-kejar oleh segerombolan Life-Dead. Mereka sudah tampak lelah karena selama 1 jam itu mereka hanya berlari dan terus berlari.
"Hei Lau! Kenapa senjata kita tidak dipakai menembak mereka satu-per-satu saja?", tanya Grazz kepada Lau. Tapi Lau saat itu tidak menjawab pertanyaan Grazz dan hanya berlari saja. Tampaknya Lau sedang berpikir untuk mencari tempat perlindungan. Beberapa saat kemudian Lau mengeluarkan D-Machine untuk mengetahui peta terowongan itu secara sitematis. Setelah itu, Lau tersernyum dan berkata, "Ayo masuk ke dalam lubang itu, CEPAT!", sambil menunjuk sebuah lubang di sisi kanan terowongan yang sedang mereka lalui. Mereka pun melompat masuk ke dalam lubang itu bersamaan.
"Fiuh..! Akhirnya kita selamat untuk sementara sih. Oh iya, maaf Grazz tadi saya tidak menjawab pertanyaan kamu. Hahaha. Bisa diulangi apa yang kamu tanyakan tadi?", kata Lau.
"Hm.. Tadi saya nanya apa yah.. Kok jadi lupa.. hahaha. Ada yang ingat ga?", kata Grazz sambil tertawa kecil.
"Tadi Grazz bertanya, kenapa kita tidak menggunakan senjata untuk membunuh para Life-Dead itu?", kata Tom.
"Oh iya benar.. Kita sebenarnya boleh saja sih memakai senjata untuk membunuh mereka. Tapi, suara senjata kita bisa memancing kedatangan kelompok Life-Dead yang lain, dan kemungkinan amunisi kita tidak cukup untuk itu. Hahaha.", kata Lau.
"Jadi apa rencana kita berikutnya, ketua?", tanya Joe.
"Hmm.. sebentar-sebentar, lebih baik kita beristirahat sejenak di sini sambil mengatur rencana berikutnya.", balas Lau.
"Memang masih jauh ya yang namanya Cave Town itu?", tanya Ryan.
"Hmm.. di D-Machine saya sekitar 50m lagi sih.. cuman.. ya kalian tahu lah.. di luar ini situasinya bagaimana."
"Hmm.. iya-iya. Baiklah lebih baik aku tidur dulu deh.", kata Ryan sambil memanjangkan tangannya dan bersiap-siap untuk tidur. Tapi, tangan Ryan tidak sengaja menyenggol pistol yang berada di saku milik Grazz dan "DOR!".
"Wah.. Maaf..", kata Ryan.
"Iya-iya, tenang saja. Dah kamu tidur aja sana.", balas Grazz.
"Eh kawan-kawan..", kata Tom.
"Apa lagi?", tanya Ryan.
"Masalahnya lihat itu.. ki.. kita.. su.. dah.. dikepung..", kata Tom sambil menunjuk jalan keluar lubang itu yang terdapat banyak Life-Dead yang ingin menyerang mereka.
"Oh.. Tidak lagi..", desah Lau.
"Dan.. teman-teman.. masalahnya kita tidak memiliki jalan keluar lagi.. lho!", kata Grazz sambil menunjuk bahwa ujung lubang itu adalah jalan buntu.
"Bagaimana ini?", tanya Dev.
"Lau.. Segera ambil tindakan sekarang!", perintah Joe.
"SIAPKAN SENJATA KALIAN SEKARANG!", teriak Lau.
"BOOOM!" tiba-tiba sebuah bom meledak di tengah-tengah gerombolan Life-Dead itu. Life-Dead itu lalu berubah menjadi abu, karena terkena api ledakan dari bom asing itu. Dan terlihat seorang pria bertubuh kekar yang membawa beberapa bom di tangannya dan membawa ransel yang cukup besar. Wajahnya tidak terlihat karena ditutupi oleh sebuah kain.
"Cepat ikuti saya, SEKARANG!", kata pria misterius itu.
Mereka pun cepat-cepat mengikuti pria itu dan tidak tahu sebenarnya siapakah dia dan akan menuju ke mana mereka dengan mengikuti pria itu.
"Siapa kamu?", tanya Lau.
"Saya salah satu Kapten peperangan di UnderWorld ini. Kalian sendiri siapa? Anak yang sedang tersesat?", tanya pria itu.
"Saya Lau, dan kami di sini untuk menuju ke Cave Town. Bisa anda menolong kami?", jawab Lau.
"Baiklah, dan sisanya? Teman-teman kamu juga kan."
"Saya Joe, salam kenal."
"Saya Grazz.. hahaha.."
"Ryan. hehe"
"Dev dan ini kakak saya, Tom"
"Oke-oke, salam kenal juga.", balas pria itu.
Akhirnya pintu keluar terowongan itu terlihat, dan cahaya putih menyilaukan pun mengiringi kedatangan mereka. Mereka mulai tersenyum gembira telah mencapai Cave Town. Tapi apa yang mereka lihat? Cave Town yang beberapa jam lalu tampak biasa-biasa saja, kini sudah hancur menjadi abu, para penduduk terluka dan banyak juga yang meninggal.
"Apa yang terjadi, Kapten?", tanya Lau.
"Ini pasti perbuatan dia.. si Iblis Penghancur, The Crasher."
"Hahahaha.. tepat sekali kawan.. Lama tidak berjumpa, Will.", kata pria dengan jubah berwarna putih dan diiringi beberapa pengawalnya dan seorang wanita.
"Ayo lawan aku!", kata Will.
"Hmm.. lain kali saja ya.. dadah.. HAHAHA..!!", lalu mereka itu tiba-tiba menghilang bagaikan angin berhembus.
"Jadi anda ini adalah..", kata Lau.
"Ya.. Saya Will Dome. Dan kamu adalah anak sang pelindung, Liu Carck. Saya sudah mengetahui alasan kamu datang ke sini. Tapi, mohon maaf saya tidak dapat membantu kalian.", kata pria itu sambil pergi meninggalkan mereka.
"Tapi.. Bagaimana kalau kami yang membantu anda?", tanya Lau.
"Bantu seperti apa? Kalian hanyalah bocah yang tidak mampu melakukan apapun."
"Jangan menghina kami!", kata Dev yang tampak emosi.
"Sudah-sudah.. Jika kalian ingin membantuku, saya ingin kalian membantu mereka yang terluka itu, dan jika pekerjaan kalian memuaskan, saya berjanji akan membantu kalian."
"Baiklah akan kami buktikan bahwa kami bukanlah bocah yang tidak mampu melakukan apapun.", kata Joe.
Lalu Will pergi meninggalkan mereka.
TO BE CONTINUED.
Di sisi lain yang cukup jauh dari terowongan itu, terdapat sebuah lubang yang besar dan di dalamnya terdapat sebuah kota kecil dan kumuh. Sekeliling kota itu adalah gurun pasir, tetapi di sana tidak ada matahari bahkan cahaya matahari sekalipun karena letaknya yang berada di UnderWorld. Tetapi rumah-rumahnya cukup besar dan bagus, bagi kalangan UpTown itu adalah rumah milik penduduk daerah pinggiran. Semua penduduknya juga tidak ada yang terlihat kekurangan, semuanya berpakaian rapi dan layak. Kota itu adalah Cave Town.
"Hey, penempa. Bagaimana keadaan ringku? Apakah bisa diperbaiki?", kata seseorang yang terlihat sedang berdiri di sebuah toko "BlackRing" kepada penjaga toko itu.
"Ring kamu ga mungkin bisa diperbaiki lagi deh..", kata seorang lainnya yang berdiri di sebelah orang itu.
"Hei! Ga usah sok tahu kamu! Saya tidak bertanya kepada kamu!"
"Tapi memang benar ring kamu itu sudah menjadi barang yang tak berguna lagi. Hahaha"
"Diam kamu!", katanya sambil memukul orang itu tepat di mukanya. Dan perkelahian pun berlangsung di depan toko itu, tapi anehnya si penjaga toko tampak seperti santai-santai saja. Orang-orang yang kebetulan lewat di depan toko itu mulai berkerumun dan menonton pertarungan seru itu. Mereka juga memasang taruhan siapa yang akan memenangi perkelahian itu.
20 menit telah berlalu, dan kedua orang itu sudah tampak lelah dan babak-belur. Mereka pun saling bertatap mata dengan sinis dan tajam kepada musuhnya. Dan mereka melancarkan tinjuan ke arah muka masing-masing musuhnya secara bersamaan. Tapi belum sampai mengenai musuhnya, si penjaga toko itu menahan tangan mereka dengan kedua tangannya dengan cepat sekali.
"Pertarungan cukup sampai di sini. Saya harus pergi sekarang, sebaiknya kalian juga pergi." kata penjaga itu.
"Ah.. Berisik kamu.!!", kata kedua orang yang sedang berkelahi itu. Dan mereka melancarkan tinjuan dengan tangan satunya lagi ke arah wajah si penjaga toko. Tiba-tiba ada asap berwarna biru keluar dari tangan si penjaga toko itu, dan kedua orang itu tiba-tiba terlempar ke arah tembok kota itu dan keduanya pingsan. Para penonton pun bingung apa yang terjadi, tampaknya mereka tidak melihat apapun dan hanya melihat keduanya terlempar ke udara cukup jauh. Penjaga itu pun tanpa bicara sepatah katapun, lalu pergi ke sebuah lorong dekat pintu keluar kota itu. Para penonton bertanya-tanya siapakah sebenarnya dia, ada yang mengatakan dia penduduk baru yang sudah gila, ada juga yang mengatakan dia itu penyihir. Tapi siapakah sebenarnya penjaga toko itu?
TO BE CONTINUED.
Perjalanan mereka dalam mencari Will Dome di Cave Town dimulai. Sebelum perjalanan dimulai Lau membaca bab 4 dari buku journal ayahnya yang berisi tentang bagaimana menuju ke Cave Town.
"Cave Town, sebuah kota kecil dan sederhana yang berada di bagian UnderWorld atau yang biasa disebut kota bawah. UnderWorld sendiri sebenarnya adalah kota yang cukup berbahaya, karena di sana banyak makhluk-makhluk aneh berkeliaran di mana-mana. Seperti Life-Dead atau yang biasa dikenal oleh penduduk UpTown(kota atas) adalah zombie atau mayat hidup, tapi sebenarnya Life-Dead hanyalah penjaga UnderWorld dan tidak berbahaya apabila kita tidak mengganggunya. Makhluk lainnya yang berada di sana adalah Breath-Tooth atau biasa kita kenal dengan Manusia Serigala, ini adalah makhluk berbahaya di UnderWorld dan menurut berita yang tersebar dia dapat membunuh manusia dengan 1x serangan. Dan masih banyak lagi makhluk di sana. Untuk mencapai Cave, mungkin dapat menggunakan jalan di terowongan bawah rumah saya. Hmm.. mungkin terakhir untuk journal ini adalah persiapkan diri dan mental untuk menghadapi makhluk aneh di sana. Kalau yang membaca journal ini adalah Lau, maka kamu sebaiknya membawa perlengkapan yang berada di sebuah ruangan yang tersebunyi di belakang rak buku di mana buku ini ditemukan dan kode pintu itu kamu sudah tahu seharusnya."
"Hah? Zombie? Serigala? Serem amat.. Merinding nih..", ucap Grazz sambil gemetaran.
"Iy.. Iya.. Benar.. Memang tidak ada jalan lain, Lau?", tanya Ryan.
"Halah.. kalian seperti bukan laki-laki saja, masa hal seperti itu ditakuti", balas Dev.
"Sudah. Jangan bertengkar di sini. Sebaiknya kita cari 'pintu' yang dimaksudkan ayahku.", kata Lau sambil mencari pintu itu.
"Di sini, Lau. Tapi tampaknya kita harus dapat menggeser rak buku ini.", kata Joe.
"Oke.. ayo Tom bantu aku."
"Baiklah.."
Setelah rak itu berhasil digeser, 'ruangan' yang dimaksud itu terlihat dan benar, untuk membuka pintu itu harus dengan kode. Lau mulai berpikir kode apa yang dimaksudkan ayahnya. Mesin kode itu ternyata adalah memiliki tombol yang cukup banyak dan merupakan kombinasi antara angka dan huruf. Dia mulai mencoba mencari kode itu, tapi ternyata gagal. Berkali-kali, Lau telah mencoba memecahkan kode itu tapi tetap saja hasilnya adalah gagal. Dia pun menutup mata dan berpikir kode apa yang dapat membuat pintu itu terbuka. Dan tiba-tiba dia teringat akan tanggal hari terakhir ia bertemu dengan orang tuanya, 20 Oktober 2000. Di memasukkan kode itu, dan berhasil. Pintu besi yang menutup ruangan itu terbuka, dan di dalamnya terdapat banyak sekali perlengkapan aneh. Tapi semua benda itu adalah bukan benda asing bagi Lau, tapi tidak teman-temannya. Saat memasuki ruangan itu mereka tampak seperti mengoprek barang-barang yang ada.
"Wah.. benda apa nih? Seperti Headset. Keren..!", ucap Grazz yang sedang memegang sebuah benda.
"Cukup! Sebaiknya saya jelaskan alat-alat ini.", kata Lau
"Yang kamu pegang itu adalah Nanovoice yang berfungsi untuk berkomunikasi jarak jauh hingga 10 KM dengan suara yang tidak dapat dideteksi oleh kelelawar sekalipun. Sebelahnya adalah Rope-Gun berfungsi untuk menembakan tali yang biasa digunakan oleh Spy atau Stalker, tahu kan kalian para Stalker?"
"Oh.. iya aku ingat..", kata Dev.
"Baik.. Saya lanjutkan di sana adalah Refresh Glasses, berfungsi untuk banyak hal, seperti melihat peta, data-data seseorang, dan melihat laser yang tidak terlihat. Tapi itu hanyalah fungsi umum barang itu, perhatikan baik-baik, di sana ada banyak RG, tapi masing-masing berbeda bentuk dan fungsi.", kata Lau sambil berjalan menuju rak RG.
"Ini adalah RGS untuk Sniper. Nih ambil, Grazz. RGS ini berfungsi khusus saat kamu sedang membidik lawan dan dapat membidik Lawan 5x lebih dekat daripada Sniper tanpa RGS.", Kata Lau sambil memberikan RGS kepada Grazz.
"Wow.. kerenn... Terima Kasih..^^", kata Grazz.
"Baik. Saya lanjutkan ini adalah RG-Doc, untuk Doctor. Berfungsi untuk mendeteksi kelemahan musuh, darah, atau apapun yang berhubungan dengan tubuh makhluk hidup. Dev, ambil ini."
"Oke.. Bagus.. Hahaha..", balas Dev yang tampak senang mendapat RG-Doc.
"Ini adalah RGC, untuk CodeR. Dapat membantu untuk mendeteksi lawan sehingga dapat memperkirakan kapan saat yang tepat untuk mencuri data, dan ini juga dapat berfungsi untuk menyimpan data. Terima ini, Joe."
"Sip.", jawab singkat Joe.
"Hmm.. dan ini RGH, untuk Helper. Berfungsi seperti RGC yang dapat mendeteksi lawan, dan dapat melacak keberadaan teman satu tim yang membutuhkan bantuan, yang dapat kalian lakukan dengan menekan tombol di bagian kiri NanoVoice. Terima ini, Ryan"
"Wah.. Bagus.. Bagus..", balas Ryan.
"Hmm.. Untuk saya dan Tom belum ada RG yang cocok. Tidak apa-apa kan, Tom?"
"Tidak.. Hahaha..", jawab Tom.
"Ini adalah D-Machine. Berfungsi seperti GPS yang dapat memlacak map dan bentuk area. Tapi D-Machine juga dapat membaca data-data musuh seperti RG dan bahkan lebih detail lagi. Ambil ini masing-masing 1."
"Dan yang terakhir adalah seragam kita, B-Costume. Tidak seperti baju biasa, dengan B-Costume tubuh kita akan terasa lebih ringan dan tahan terhadap api hingga 250 derajat Celcius dan listrik hingga 5.000 Volt. Silahkan ambil dan pakai."
Semua perlengkapan telah siap, tapi Lau merasa masih ada kurang, yaitu senjata.
"Oh iya, saya ingat kita masih butuh senjata. Ayo ikut saya ke ruangan sebelah kiri ini"
Mereka memasuki sebuah ruangan berwarna hitam gelap dan terdapat banyak senjata di sana. Terdapat bayak rak di sudut-sudut ruangan itu dan masing-masing adalah rak senjata yang berbeda-beda.
"Silahkan ambil senjata yang menurut kalian cocok dengan kalian."
Setelah perlengkapan dan senjata sudah lengkap, mereka mulai berjalan keluar rumah dan menuju terowongan bawah tanah. Tapi, saat sampai di terowongan, tampak seperti sekelompok makhluk aneh bertubuh besar dan bersuara aneh. Karena merasa penasaran Lau mengeluarkan D-Machine dan mulai mendeteksi makhluk itu. Dan terdeteksi makhluk itu adalah Life-Dead. Tapi karena gambar di D-Machine tidak jelas, Ryan mengeluarkan sebuah senter dan mengarahkannya ke kelompok Life-Dead itu.
"JANGAN!", teriak Lau.
Tapi sudah terlambat, ternyata cahaya dapat mengganggu ketenangan Life-Dead, dan mereka pun mulai berlari ke arah mereka dan tampak seperti ingin membunuh mereka semua.
"Oh.. Tidak..", desah Tom.
TO BE CONTINUED.
Suasana di markas pun menjadi hening. Tampaknya beberapa anggota menertawakan Tom yang tidak memiliki keahlian apapun. Tapi tidak dengan Lau dan Joe, mereka berfikir bahwa Tom pasti punya kemampuan 'unik' yang tidak dimiliki anggota lainnya. Dan Lau pun mulai berbicara untuk menghilangkan keheningan yang sebenarnya tidak perlu itu.
"Baik.. Mari kita lanjutkan saja.. Hm.. mungkin kita mulai dengan membongkar gudang penyimpanan ayah saya."
"Hah? Gudang? Bau dong.. Ga mau ah..", kata Ryan yang tidak suka dengan suasana kotor. Dia berpikir bahwa Gudang itu selalu kotor. Sehingga dia tidak ingin menuju ke sana.
"Hmm.. Baik jika kamu tidak mau, Ryan. Bagaimana dengan yang lain?"
"SETUJU!! Ayo!!", seru anggota lainnya, kecuali Tom yang tampaknya sedang sedih akibat ditertawakan oleh Grazz dan Ryan.
"Jadi bagaimana, Tom? Ikut kan?"
"emm.. Baiklah.."
"Dan kamu, Ryan.. Saya tanya sekali lagi.. Ikut atau Tidak?"
"Oke.. oke.. terserah kalian saja deh.."
Mereka pun menuju ke Gudang penyimpanan milik Liu. Ruangan itu tampak cukup luas dan hampir seluas lapangan basket. Banyak rak-rak buku hampir di seluruh sudut ruangan itu. Dan ternyata gudang itu tidak kotor sama sekali, bahkan bersih seperti ruangan yang baru saja dibuat.
"Oke.. Kita mulai mencari data yang mungkin berguna bagi kita di sini. Jika ada sesuatu langsung katakan kepada yang lainnya.", perintah Lau.
Mereka mulai mencari data di gudang itu. Banyak buku yang 'bersejarah' di sana. Tom ikut mencari sesuatu di sana, dan dia menemukan sebuah buku aneh yang cukup tebal dan tampak sudah tua dengan sampul berwarna coklat muda. Dia tertarik oleh buku itu dan mengambil buku itu dari raknya. Tapi karena terlalu sulit untuk diambil, dia menariknya dengan paksa hingga buku-buku lainnya yang ada di sebelahnya jatuh dan berantakan di lantai.
"Hei.. Apa yang kau lakukan?", tanya Grazz.
Lau melihat buku itu dan tampaknya dia mengenal buku itu.
"Hmm.. kayaknya saya tahu buku apa itu.. Bagus sekali penemuanmu, Tom. Ini adalah buku journal ayah saya. Dan ini akan menjadi buku pedoman kita dalam mendapatkan data-data."
Buku journal pun dibuka, halaman-demi-halaman dibaca oleh mereka. Hingga, mereka menemukan tulisan yang menceritakan tentang sebuah kelompok dengan nama "W.H.I.T.E".
"W.H.I.T.E adalah kelompok pembunuh pembayaran berdarah dingin. Tidak mengenal ampun ataupun tidak memiliki sifat kemanusiawi. Mereka membunuh dengan menggunakan 'sihir' yang sangat aneh dan asing bagi saya. Jack Marshaw, kawan saya telah ditemukan tewas saat melakukan tugas di Cave Town. Dia tewas terbakar, tapi anehnya gedung dimana dia ditugaskan itu tidak ditemukan barang bukti apapun yang menunjukkan bahwa hal itu adalah kecelakaan. Kami, iSpy menduga bahwa Jack dan istrinya yang bersama-sama bertugas di Cave Town itu telah dibunuh dengan menggunakan 'sihir' api. Kami belum mengetahui apapun tentang ini. Dan kami berencana menanyakan hal ini kepada Will Dome di Guilty City. Tapi....."
Tulisan itu ternyata putus karena halaman itu sobek sebagian. Dan setelah mendengar hal itu, Dev dan Tom merasa sedih karena Jack dan May adalah orang tua kandung mereka.
"Ini tugas pertama kita, menemui Will Dome. Mari kita lanjutkan journal ayah saya dan menemukan kebenaran tentang "W.H.I.T.E".
TO BE CONTINUED.