B.L.A.C.K Chap. 2 Bab 3

0

Category:

Perjalanan mereka dalam mencari Will Dome di Cave Town dimulai. Sebelum perjalanan dimulai Lau membaca bab 4 dari buku journal ayahnya yang berisi tentang bagaimana menuju ke Cave Town.

"Cave Town, sebuah kota kecil dan sederhana yang berada di bagian UnderWorld atau yang biasa disebut kota bawah. UnderWorld sendiri sebenarnya adalah kota yang cukup berbahaya, karena di sana banyak makhluk-makhluk aneh berkeliaran di mana-mana. Seperti Life-Dead atau yang biasa dikenal oleh penduduk UpTown(kota atas) adalah zombie atau mayat hidup, tapi sebenarnya Life-Dead hanyalah penjaga UnderWorld dan tidak berbahaya apabila kita tidak mengganggunya. Makhluk lainnya yang berada di sana adalah Breath-Tooth atau biasa kita kenal dengan Manusia Serigala, ini adalah makhluk berbahaya di UnderWorld dan menurut berita yang tersebar dia dapat membunuh manusia dengan 1x serangan. Dan masih banyak lagi makhluk di sana. Untuk mencapai Cave, mungkin dapat menggunakan jalan di terowongan bawah rumah saya. Hmm.. mungkin terakhir untuk journal ini adalah persiapkan diri dan mental untuk menghadapi makhluk aneh di sana. Kalau yang membaca journal ini adalah Lau, maka kamu sebaiknya membawa perlengkapan yang berada di sebuah ruangan yang tersebunyi di belakang rak buku di mana buku ini ditemukan dan kode pintu itu kamu sudah tahu seharusnya."

"Hah? Zombie? Serigala? Serem amat.. Merinding nih..", ucap Grazz sambil gemetaran.

"Iy.. Iya.. Benar.. Memang tidak ada jalan lain, Lau?", tanya Ryan.

"Halah.. kalian seperti bukan laki-laki saja, masa hal seperti itu ditakuti", balas Dev.

"Sudah. Jangan bertengkar di sini. Sebaiknya kita cari 'pintu' yang dimaksudkan ayahku.", kata Lau sambil mencari pintu itu.

"Di sini, Lau. Tapi tampaknya kita harus dapat menggeser rak buku ini.", kata Joe.

"Oke.. ayo Tom bantu aku."

"Baiklah.."

Setelah rak itu berhasil digeser, 'ruangan' yang dimaksud itu terlihat dan benar, untuk membuka pintu itu harus dengan kode. Lau mulai berpikir kode apa yang dimaksudkan ayahnya. Mesin kode itu ternyata adalah memiliki tombol yang cukup banyak dan merupakan kombinasi antara angka dan huruf. Dia mulai mencoba mencari kode itu, tapi ternyata gagal. Berkali-kali, Lau telah mencoba memecahkan kode itu tapi tetap saja hasilnya adalah gagal. Dia pun menutup mata dan berpikir kode apa yang dapat membuat pintu itu terbuka. Dan tiba-tiba dia teringat akan tanggal hari terakhir ia bertemu dengan orang tuanya, 20 Oktober 2000. Di memasukkan kode itu, dan berhasil. Pintu besi yang menutup ruangan itu terbuka, dan di dalamnya terdapat banyak sekali perlengkapan aneh. Tapi semua benda itu adalah bukan benda asing bagi Lau, tapi tidak teman-temannya. Saat memasuki ruangan itu mereka tampak seperti mengoprek barang-barang yang ada.

"Wah.. benda apa nih? Seperti Headset. Keren..!", ucap Grazz yang sedang memegang sebuah benda.

"Cukup! Sebaiknya saya jelaskan alat-alat ini.", kata Lau

"Yang kamu pegang itu adalah Nanovoice yang berfungsi untuk berkomunikasi jarak jauh hingga 10 KM dengan suara yang tidak dapat dideteksi oleh kelelawar sekalipun. Sebelahnya adalah Rope-Gun berfungsi untuk menembakan tali yang biasa digunakan oleh Spy atau Stalker, tahu kan kalian para Stalker?"

"Oh.. iya aku ingat..", kata Dev.

"Baik.. Saya lanjutkan di sana adalah Refresh Glasses, berfungsi untuk banyak hal, seperti melihat peta, data-data seseorang, dan melihat laser yang tidak terlihat. Tapi itu hanyalah fungsi umum barang itu, perhatikan baik-baik, di sana ada banyak RG, tapi masing-masing berbeda bentuk dan fungsi.", kata Lau sambil berjalan menuju rak RG.

"Ini adalah RGS untuk Sniper. Nih ambil, Grazz. RGS ini berfungsi khusus saat kamu sedang membidik lawan dan dapat membidik Lawan 5x lebih dekat daripada Sniper tanpa RGS.", Kata Lau sambil memberikan RGS kepada Grazz.

"Wow.. kerenn... Terima Kasih..^^", kata Grazz.

"Baik. Saya lanjutkan ini adalah RG-Doc, untuk Doctor. Berfungsi untuk mendeteksi kelemahan musuh, darah, atau apapun yang berhubungan dengan tubuh makhluk hidup. Dev, ambil ini."

"Oke.. Bagus.. Hahaha..", balas Dev yang tampak senang mendapat RG-Doc.

"Ini adalah RGC, untuk CodeR. Dapat membantu untuk mendeteksi lawan sehingga dapat memperkirakan kapan saat yang tepat untuk mencuri data, dan ini juga dapat berfungsi untuk menyimpan data. Terima ini, Joe."

"Sip.", jawab singkat Joe.

"Hmm.. dan ini RGH, untuk Helper. Berfungsi seperti RGC yang dapat mendeteksi lawan, dan dapat melacak keberadaan teman satu tim yang membutuhkan bantuan, yang dapat kalian lakukan dengan menekan tombol di bagian kiri NanoVoice. Terima ini, Ryan"

"Wah.. Bagus.. Bagus..", balas Ryan.

"Hmm.. Untuk saya dan Tom belum ada RG yang cocok. Tidak apa-apa kan, Tom?"

"Tidak.. Hahaha..", jawab Tom.

"Ini adalah D-Machine. Berfungsi seperti GPS yang dapat memlacak map dan bentuk area. Tapi D-Machine juga dapat membaca data-data musuh seperti RG dan bahkan lebih detail lagi. Ambil ini masing-masing 1."

"Dan yang terakhir adalah seragam kita, B-Costume. Tidak seperti baju biasa, dengan B-Costume tubuh kita akan terasa lebih ringan dan tahan terhadap api hingga 250 derajat Celcius dan listrik hingga 5.000 Volt. Silahkan ambil dan pakai."

Semua perlengkapan telah siap, tapi Lau merasa masih ada kurang, yaitu senjata.

"Oh iya, saya ingat kita masih butuh senjata. Ayo ikut saya ke ruangan sebelah kiri ini"

Mereka memasuki sebuah ruangan berwarna hitam gelap dan terdapat banyak senjata di sana. Terdapat bayak rak di sudut-sudut ruangan itu dan masing-masing adalah rak senjata yang berbeda-beda.

"Silahkan ambil senjata yang menurut kalian cocok dengan kalian."

Setelah perlengkapan dan senjata sudah lengkap, mereka mulai berjalan keluar rumah dan menuju terowongan bawah tanah. Tapi, saat sampai di terowongan, tampak seperti sekelompok makhluk aneh bertubuh besar dan bersuara aneh. Karena merasa penasaran Lau mengeluarkan D-Machine dan mulai mendeteksi makhluk itu. Dan terdeteksi makhluk itu adalah Life-Dead. Tapi karena gambar di D-Machine tidak jelas, Ryan mengeluarkan sebuah senter dan mengarahkannya ke kelompok Life-Dead itu.

"JANGAN!", teriak Lau.

Tapi sudah terlambat, ternyata cahaya dapat mengganggu ketenangan Life-Dead, dan mereka pun mulai berlari ke arah mereka dan tampak seperti ingin membunuh mereka semua.

"Oh.. Tidak..", desah Tom.


TO BE CONTINUED.

Comments (0)

Post a Comment