Dream Story - ZoMe

0

Category:

Tiba di sekolah, aku pun langsung berjalan menuju ke kelas ku, dan di sana sudah cukup banyak orang dan sudah ribut. Aku menuju ke mejaku dan menaruh tas. Lalu, aku dikejutkan dengan sebuah tepukan di pundak kiri oleh Joe, teman sekelasku.

“Hei Ace, udah tau belom?” tanya Joe dengan suaranya yang serak dan nge-bas itu.

“Tau apaan?” balasku dengan penasaran.

“Berita yang tadi pagi itu lho! Serangan di West. Tau?”

“Oh, iya, udah tau kok.”

“Kalian tau gak itu makhluk apa?” tanya temanku, Alan.

“Engga.” jawab aku dan Joe.

“Ikutan donk, emang itu apaan sih, Alan?” tanya Frank yang penasaran dengan pembicaraan kita.

“Itu adalah robot buatan negara Flake, lebih tepatnya kaum Free-Flake di sana. Ayo duduk di sini, akan kujelaskan cara kerja benda buatan Flake ini.” jawab Alan sambil menduduki kursi. Kami pun duduk dan mendengarkan cerita Alan. Alan mengambil secarik kertas putih bergaris biru dari dalam tasnya dan mulai menggambar sesuatu, itu adalah ‘robot’ itu.

“Namanya adalah Zome. Yang baru kuketahui Zome terbagi menjadi 2 jenis, Green-Zome yang adalah pemimpin pasukan dari Zome-Zome yang lain, kalau kita artikan dalam pangkat di tentara dia adalah Kapten. Dan yang 1 jenis lainnya adalah Red-Zome, pasukan Zome, atau bisa kita sebut pasukan tentara, Private/Recruit.”

“Lalu apa kehebatannya?” tanya Frank.

“Cara kerja Green-Zome adalah mampu mengubah korbannya menjadi abu dan Red-Zome mampu menghipnotis korbannya menjadi pengikutnya dan mengubahnya menjadi Red-Zome.”

“Hmm.. Sulit dimengerti bagaimana cara membedakan Red dan Green-Zome? dan kenapa bisa berubah seperti itu? Apakah mereka menggunakan sistem ‘Radiasi’?” tanya Joe.

“Cara membedakannya? Mudah. Red-Zome memiliki tubuh yang kecil dan mudah berpindah-pindah dan memanjat gedung-gedung, bentuk fisiknya kecil berkaki 3 dan matanya bersinar cahaya merah, warna senjatanya merah. Green-Zome tubuhnya lebih besar gerakannya cukup lambat tetapi jarak tembaknya jauh, bentuk fisik : lebih besar 1 meter dari Red dan berkaki 4, matanya warna hijau sama seperti senjatanya.”

“Hmm.. Cukup rumit ya..” kataku.

“Aku belum selesai. Benar kata Joe, mereka menggunakan sistem Radiasi. Senjata yang mereka tembakan adalah sebenarnya bukan laser, tapi Carbon Stick dengan ramuan-ramuan yang berbeda anatar Zome yang red dan green. Carbon Stick ini memancarkan cahaya sehingga terlihat seperti laser. Carbon Stick akan menyebar setelah ditembakan Zome dan mengenai tubuh korban menjadi Carbon Sting yang kecil sekali dan ini langsung menyebar ke seluruh tubuh menjadi target radiasi. Sumber radiasinya adalah si pelaku, Zome yang menembak itu. Semakin dekat jaraknya semakin besar radiasinya.”

“Wah.. Berbahaya juga mereka.” kata Frank.

“Tapi bagaimana kamu tahu tentang semua ini?” kataku.

“Aku tidak sengaja berhasil meng-hack data milik kaum Flake dan menemukan data ini. Awalnya aku sih ga percaya, cuman setelah penyerangan itu, aku percaya sekarang.” jawab Alan.

“Apa motif mereka membuat ini?” tanya Joe.

“Sampai saat ini aku belum tahu.”

Di tengah suasana perbicangan yang mendebarkan ini, di luar kelas terdapat suara berisik, “Orang Gila! Pergi kamu!” “Ya Pergi!”. Kami pun keluar kelas dan melihatnya, ternyata ada seorang murid berjalan pincang dengan lambat dan tangan di bawah serta mukanya yang suram. Dia berjalan menuju ke dalam sebuah ruangan yang adalah Ruangan Uji Lab. Pintu ruangan ia tutup dan semua orang tertawa, tetapi kami malah bingung, siapa dia?

“Sepertinya…” ucap Alan dengan suara kecil.

“Ada Apa, Alan?” tanyaku.

Dan tiba-tiba terdengar suara berisik seperti suara mesin traktor dari dalam ruangan itu, dan beberapa orang dari kerumunan itu mendekati dan membuka ruangan itu.

“Aaaa!!!” teriak mereka seperti jeritan perempuan yang melengking.

“Kalian! Cepat Lari..!!!!”, kata temannya yang lain.

Tiba-tiba, “ZAP!” mereka berubah menjadi abu. Semua orang pun lari untuk menyelamatkan diri secepatnya tidak tahu kemana, yang penting bagi mereka adalah SELAMAT. Cahaya hijau merah serta kabut abu memancar ke berbagai arah menyerang semua orang. Termasuk aku, Alan, Joe, dan Frank.

“Ya..!! Itu ‘mereka’!” teriak Alan.

Dream Story - Just Dream or Just Real?

0

Category:

Cahaya gelap menutupi penglihatanku setelah kejadian itu. Sesaat kubuka mataku terlihat sebuah cahaya terang menyilaukan dari atas yang merupakan pancaran cahaya lampu. Saat itu juga aku sadar bahwa aku baru saja keluar dari dunia yang aneh itu dan merupakan suatu mimpi biasa. Tapi aku masih bisa mengigat apa saja yang terjadi tadi. Terbangun dari tidurku, aku langsung berjalan menuju lemari pakaianku dan ke kamar mandi. Selesai mandi dan berganti pakaian seragam sekolah berwarna putih dengan celana pendek biru, serta lencana dan ikat pinggang hitam. Aku pun menuju ke ruang makan yang di sana telah disiapkan sepiring nasi goreng dengan beberapa daging sapi di atasnya -tampak nikmat.

Selesai sarapan, aku menuju segera menuju ke ruang keluarga rumahku yang di sana terdapat kakakku yang sedang asik menonton televisi. Televisi itu menyajikan acara berita di pagi hari, kesukaan kakakku. Berita itu menyajikan siaran tentang terjadi serangan dari ‘sesuatu’ terhadap negara West, negara tetangga negaraku. Saat itu juga berita itu memperlihatkan sebuah video amatir yang berhasil merekam peristiwa itu. Sesaat setelah melihat video di televisi aku merasa sangat kaget, karena apa yang terjadi di video itu ‘mirip’ dengan apa yang terjadi di mimpiku semalam. Di tengah video itu tampak kabut tebal menyebar ke berbagai area dari daerah itu. Ada juga sinar hijau menyebar ke banyak arah dengan membabi buta. Keringat dingin dan mata yang terpaku kepada televisi mendatangi diriku.

“Ada apa?” kata kakakku dengan rasa penasaran.

“Ehmm.. Tidak.. Tidak ada apa-apa. Hahaha,” kataku dengan nada yang berliku-liku.

Jam menunjuk pukul 05.30 dan kami berdua siap berangkat ke sekolah dengan diantar oleh mobil antaran kami. Setelah naik ke dalam mobil antaran kami yang tampak sudah cukup tua dan suaranya yang seperti anjing meraung itu, aku memikirkan apa yang ku lihat tadi malam dan apa yang terjadi di negara West. Di kepalaku hanya terpikirkan, “Apakah itu sungguhan ataukah hanya mimpi?”

Dream Story - Unknown Creature Atack

0

Category:

Suatu hari di tahun 2010, para tentara keamanan berkumpul di depan sebuah barak besar berwarna hijau sambil berbincang-bincang dan tertawa-ria bersama-sama. Ada 5 orang di sana, yaitu Jendral Amster, Mayor Marily, dan 2 orang private, serta 1 orang Recruit. Mereka tampak akrab sekali. Tiba-tiba, sebuah bel berbunyi yang menandakan adanya inspeksi mendadak. Biasanya para jendral dan mayor bertugas dalam inspeksi mendadak ini. Tapi, saat itu Jendral Amster mengajak 3 rekannya untuk melihat-lihat inspeksi tersebut. Awalnya inspeksi ini berjalan lancar, tanpa ada yang melakukan pelanggaran. Tibalah ke-5 orang ini pada sebuah kamar barak bernomor 101-BA. Mereka membuka pintu itu dan mereka kaget melihat banyak sekali darah di dalamnya, seperti korban pembunuhan oleh sebuah granat. Tubuh para anggota di dalam barrack 101-BA itu telah hancur dan tak berbentuk apapun. Lalu, tiba-tiba bel darurat berbunyi dan mereka langsung bersiap dengan seragam berwarna birunya dan mengambil senjata di dalam ruang lain di barak besar itu. Saat mereka keluar dari barak, ke-5 orang ini melihat hal yang sama seperti di dalam barak 101-BA di luar barak itu. Tubuh dan darah berserakan dimana-mana. Tiba-tiba ada sebuah sinar berwarna hijau dari kejauhan menyerang mereka, dan sempat mengenai salah 1 dari mereka, Private Johnson. Dia lalu berteriak kesakitan, dan saat makhluk yang tak dikenal itu muncul, “DUAR!” tubuh Pvt. Johnson meledak.

“Cepat lari!” perintah Jendral Amster kepada rekan yang lainnya.

Mereka berlari ketakutan menuju sebuah gedung kemiliteran di sana. Di sana, mereka bingung dan panik atas semua peristiwa ini, terutama yang dialami rekannya itu. Saat mereka sedang dalam suasana yang tak terduga ini, ada 2 orang yang sepertinya adalah anggota dari mereka, dengan seragam biru kemiliteran, tapi anehnya tampang mereka cukup aneh dan asing. “DOR!” “DOR!DOR!” suara tembakan dari senjata milik Mayor Marily dan Jendral Amster yang menembak ke-2 orang itu.

“Kenapa kalian menembak mereka?” tanya Private James.

“Mereka BUKAN rekan kita!” teriak Mayor Marily.

“Ya, mereka adalah pasukan diantara ‘mereka’,” kata Jendral Amster.

“‘Mereka’ siapa?”

“THE UNKNOWN.” singkat Amster.

Tiba-tiba datang 3 buah makhluk aneh yang tampak seperti robot, berkaki 4 dan memiliki mata 1 dengan sinar di bagian matanya yang berwarna hijau. ‘Mereka’ pun mulai menembaki 4 orang tentara ini. Dan mengenai Private James, Jendral Amster, dan Mayor Marily. Saat di mana mereka kesakitan, aku(Recruit) yang baru saja bergabung di Internationalist Army ini, tak tahu harus berbuat apa hanya ada 1 pilihan di kepalaku yaitu “LARI! dan Selamatkan diri sendiri!”

“Erghh.. Cepat ambil senjataku dan tembak kelemahan mereka ‘mata’ dan cepat lari dan hubungi President Smith bahwa ‘mereka’ mulai menyerang” kata Amster.

Aku yang merasa ketakutan segera mengambil senjata milik Jendral Amster dan menembaki mereka dengan membabi-buta sambil lari kepanikan sambil keluar dari markas IA. Aku yang berhasil selamat dari serbuan ‘mereka’, tak tahu ke mana arah yang akan kutuju dan apa yang akan terjadi nanti, yang perlu aku lakukan sekarang segera memberitahu ini kepada yang lain agar tak ada lagi korban yang berjatuhan.

B.L.A.C.K Chap 2 Bab. 10

0

Category:

Light Tunnel..

Joe dan Grazz yang penasaran akan sesuatu yang ada di Light Tunnel, mulai menjelajahi seluruh bagian dari Light Tunnel itu. Tapi yang mereka lihat di sana hanyalah beberapa ruangan berwarna putih mengkilat dan begitu juga perabotan yang ada di dalamnya. Hingga mereka berjalan menuju sebuah ruangan yang memiliki beberapa perabotan, yang di mana ruangan itu adalah ruang tidur.

"Tampaknya kita cuman cari 'sesuatu' yang sebenernya ga ada deh.", kata Grazz kesal.

"Tunggu dulu, sepertinya D-Machine mengetahui apa itu.", jawab Joe sambil mengambil D-Machine dari saku celana.

D-Machine mengetahui apa yang mereka cari. Dari dalam layar D-Machine, keluarlah sebuah data tentang 'sesuatu' yang mereka kejar-kejar, yang adalah White Shadow. Dijelaskan di dalam D-Machine, White Shadow adalah pasukan bertipe 'Shadow' level 2 dari UnderWorld, yang merupakan level di atas Life-Dead. White Shadow memiliki ciri yang cukup aneh, yaitu White Shadow mempu menggunakan apapun yang ada di sekitarnya sebagai senjata, dan dijelaskan juga bahwa mereka cerdik dan licik. Tempat kediamannya berada di Light Tunnel sebagai markas pusat mereka. Kelemahan mereka adalah Air.

"Hah? Air?? Kita tidak mungkin melawan mereka karena persediaan air kita tidak akan cukup.", kata Grazz.

"Tapi, sepertinya ada sesuatu di sini yang dapat kita gunakan.", kata Joe sambil menunjuk ke arah kotak yang terbuka. Isi kotak itu adalah berbagai macam barang-barang yang aneh.

"Hm.. Oke.. Ayo kita curi saja deh!", balas Grazz sambil menutup kotak dan mengangkatnya.

Tapi, nasib mereka sungguh sial, ruangan itu kini telah dikepung oleh para White Shadow.

"Oh tidak lagi..!", kata Grazz dengan muka yang suram.

Mereka kini, harus mencari jalan keluar dari Light Tunnel. Di depan mereka, White Shadow telah siap membunuh mereka dengan menerbangkan berbagai macam perabotan di dalam ruangan tersebut.

"Oh iya.. Kita dapat menembus mereka, tapi kita juga harus menghindari serangan-serangan mereka. Siap?", kata Joe.

"Oke deh..!", balas Grazz.

Mereka pun mulai menjalankan rencana mereka, yaitu lari sekencang-kencangnya dengan menghindari semua serangan yang dilontarkan oleh para White Shadow. Saat hendak keluar dari pintu ruangan tidur tersebut, tiba-tiba White Shadow menyerang mereka dengan melemparkan tempat tidur. 'Brak!', Joe menghancurkan tempat tidur itu dengan memukulnya dengan Senjata miliknya. "Ayo!", teriak Grazz.

Dan, mereka sampai ke ruangan utama Light Tunnel dan menuju pintu keluar Light Tunnel. Tapi sesuai yang diberitahukan oleh D-Machine, White Shadow adalah pasukan UnderWorld yang licik, mereka menghalangi pintu keluar itu dengan menutupnya dengan perabotan yang sulit dihancurkan.

"Bagaimana ini?", kata Grazz, panik.

"Tenang..", jawab Joe, sambil mengeluarkan sebuah botol. Dia pun menyiram perabotan itu dengan air di dalam botol, dan alhasil perabotan itu jatuh satu-per-satu dan hancur. "Ayo sudah kita keluar!"

Mereka pun keluar dari Light Tunnel menuju ke Center Tunnel dengan membawa sebuah kotak.

"Bagaimana kau tahu?"

"Tahu apa?"

"Cara yang tadi.."

"Karena peralatan Lau, yang membantu kita. Refresh Glasses milikku dapat mendeteksi lawan. Dan tadi sebenarnya mereka menghalangi dengan menjelma menjadi perabotan yang bermaterial baja. Sesuai anjuran yang ada, Siram saja pakai Air.. hahaha"

"Hahaha.."

Dari dalam Light Tunnel...

"Kembalilah anak-anak.. sekarang kita tahu musuh kita.. hihihi", kata seorang gadis misterius dengan jubah putih dan topeng berwarna merah yang dikelilingi oleh White Shadow.

TO BE CONTINUED!

B.L.A.C.K Chap. 2 Bab 9

0

Category:

Blur Tunnel..

Dev dan Ryan menjelajahi seluruh bagian dari bangunan kumuh tersebut. Hingga mereka berhenti di depan ruangan yang sempit dengan pintunya yang terbuat dari kayu yang sudah lapuk.

"Ruangan apa nih?", tanya Ryan.

"Sepertinya ini adalah penjara, tapi ada yang aneh di sini.. Datangnya dari dalam ruangan ini", kata Dev.

"Ya sudah, bagaimana kalau kita masuk saja ke dalam.. Siapa tahu kita dapat menemukan sesuatu.."

"Tidak.. Tidak.. Sebaiknya kita tanya Lau terlebih dahulu."

"Oke deh.."

Dev pun mengambil NanoVoice miliknya dari saku celananya, namun tiba-tiba sesuatu yang aneh terjadi..  Bangunan tersebut tiba-tiba tampak seperti bergerak-gerak dan perabotan yang ada bergerak pula dan seperti hendak menyerang mereka..

"CEPAT KELUAR!!", teriak Dev.

Dengan cepat mereka berusaha melarikan diri dari bangunan aneh tersebut. Tetapi saat mereka akan mencapai pintu tiba-tiba pintu tersebut, menghilang.

"Oh tidak.. Kita sudah berada di dalam Blur-eye.", kata Dev.

"Blur-eye?", tanya Ryan.

"Tidak ada waktu untuk dijelaskan. Lebih baik sekarang kita mencari jalan keluar dari sini."

"Hmm.. Kan nih kantor terbuat dari kayu bagaimana kalo kita hancurkan?"

"Ide bagus.. Mari kita coba. hahaha"

Lalu Ryan mengeluarkan 2 buah granat dari ranselnya. Dan melemparkannya ke arah dinding di mana pintu tadi menghilang. dan.. Duar!! Dinding bangunan tersebut hancur. Tapi terlihat dinding tersebut berkembang kembali.

"Cepat keluar!!", teriak Dev.

Mereka pun dengan tepat dan cepat akhirnya dapat keluar dari bangunan aneh tersebut, sebelum dindingnya menutup kembali.

"Hahaha.. Bagaimana? Seru kan..", tawa Ryan.

"Belum.. Ini hanya awal dari Blur-eye, Cepat kita harus segera memberitahu Lau."

Mereka pun segera keluar dari Blur Tunnel dan hendak menuju Centre Tunnel, tempat yang dijanjikan oleh Lau untuk bertemu. Saat Dev dan Ryan sudah keluar Blur Tunnel, tiba-tiba bangunan itu berubah menjadi seorang manusia yang berjubah putih dan menggunakan topeng.

"Hmm.. Hebat..", kata orang misterius itu..

TO BE CONTINUED.

B.L.A.C.K Chap 2 Bab 8

0

Category:

Ryan dan Dev kini telah sampai di Blur Tunnel. Di Blur Tunnel terdapat sebuah kantor kecil yang terbuat dari kayu ek dengan papan di atasnya yang bertuliskan UnderCop's Station. Mereka sungguh lelah karena kurang tidur berhari-hari akibat banyaknya masalah yang terjadi di UnderWorld. Sangat lelah dan kini mereka berada di sebuah kota tidak berpenghuni. Mereka pun masuk ke dalam kantor UnderCop. Ya, sesuai apa yang terjadi di luar kantor, kantor ini pun tidak berpenghuni.


"Wah.. Wah.. Bagaimana ini, Dev? Tidak ada orang nih..", kata Ryan.

"Hmm.. sebaiknya kita beritahu Lau sekarang.", balas Dev.

"Siap deh.."

Ryan pun menurunkan ranselnya yang cukup besar dan berisi penuh dengan barang-barang yang tampaknya tidak berguna. Dia pun membuka resleting tas bagian depan dan mengambil NanoVoice.

"Ehmm.. Ryan, cepat hubungi Lau.. Rasanya ada yang aneh di sini.", kata Dev sambil melihat-lihat di sekitar kantor itu.

"Iya.. sabar sebentar.", balas Ryan yang tampak sedang sibuk.

Setelah Ryan memasang NanoVoice di telinga kanannya, tiba-tiba ada suara aneh berasal dari sebuah ruangan gelap yang berada di depan mereka. Mereka berdua saling melihat dan kebingungan. Dev memberi kode kepada Ryan untuk berjalan ke sana.

Di waktu yang sama, di sebuah lorong menuju sebuah ruangan bercahaya terang, terlihat Joe dan Grazz sedang berlari menuju ruangan itu. Ya, ruangan itu adalah Bright Tunnel yang dimaksudkan Lau. Sambil berlari, mereka berdua bertatap muka dan mengangguk. Joe dan Grazz langsung mengambil Refresh Glasses milik mereka masing-masing untuk melindungi mata mereka dari cahaya yang berwarna putih menyilaukan dari ruangan itu. Setelah dekat dengan ruangan itu, mereka berdua melompat untuk dapat segera mecapai ruangan itu dan melemahkan para Life-Dead dengan cahaya Bright Tunnel. Para Life-Dead itu pun jatuh dan tiba-tiba tubuh mereka berubah menjadi sebuah titik-titik cahaya kecil berwarna merah. Joe dan Grazz pun tersenyum dan tiba-tiba mereka tertawa menyaksikan satu-per-satu tubuh Life-Dead itu menghilang.

"Hahahaha.. akhirnya kita berhasil", kata Grazz.

"Ya.. kita memang sungguh hebat.. hahaha..", balas Joe sambil tertawa.

Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh sebuah bayangan berwarna hitam yang lewat diantara mereka. Sebuah bayangan hitam, tinggi, dan tiba-tiba menghilang diantara cahaya-cahaya putih.

"Ehmm.. Joe kamu lihat tadi?", tanya Grazz sambil gemetaran.

"Ya.. saya lihat.. Ayo kita ikuti..", jawab Joe.

"Apa kamu yakin itu rencana yang bagus?"

"Sudah.. Ayo ikut.. Oh iya, siapkan NanoVoice untuk menghubungi Lau, oke?", kata Joe

"O.. Oke.."

Di waktu yang sama, di ChaosCity, Lau dan Tom akhirnya sampai di kota itu. Tujuan mereka adalah mencari Will di sana. Mereka pun berjalan melewati berbagai macam bangunan-bangunan aneh yang kelihatannya sudah terbakar sejak dulu. Lalu, mereka juga melihat sebuah toko yang sepertinya dulu dipakai untuk toko elektronik. Toko itu memiliki kaca yang sudah pecah dan banyak barang-barang toko itu sudah hancur.

"Hmm.. kini aku mengerti mengapa kota ini bernama ChaosCity.", kata Tom.

"Ya.. aku juga.", jawab Lau.

Dari kejauhan tampaklah sebuah bar kecil yang berada di ujung kota itu. Bar itu memiliki bentuk yang cukup unik dan atapnya yang berbentuk kerucut dengan sebuah cerobong asap di samping kanannya. Di depan toko itu tampak juga seorang pria yang sedang duduk dengan ditemani oleh segelas besar bir di atas mejanya. Pria itu adalah Will.

"Hei, Lau.. Lihat itu Will.", kata Tom dengan nada senang.

"Yap.. benar.. ayo kita segera ke sana.", balas Lau.

TO BE CONTINUED.

B.L.A.C.K Chap 2 Bab 7

0

Category:

Kelompok B.L.A.C.K kini terancam diantara kepungan Life-Dead di CaveTown. Mereka kini berdiri dan merapat membentuk seperti lingakaran di tengah Life-Dead itu. Hal yang dapat mereka lakukan adalah menunggu waktu yang tepat untuk menembak.. tapi.. semua itu tidak ada gunanya karena mereka tidak dapat mati oleh peluru, melainkan hanya oleh api. Lau akhirnya mempunyai ide di saat genting itu.


"Hei teman-teman.. cepat keluarkan lampu tempel kalian..", kata Lau.

"Untuk apa?", tanya Ryan.

"Cepat keluarkan dan lemparkan lampu tempel itu ke arah gerombolan Life-Dead di depan kalian masing-masing.. dan sebelum menyentuh tanah tembaklah lampu tempel itu dengan senjata kalian..!", kata Lau.

Mereka segera melakukan perintah Lau, mengambil lampu tempel dari masing-masing ransel mereka dan melemparkannya ke arah kelompok mayat hidup itu. Di waktu yang bersamaan mereka menembak lampu-lampu tempel itu dan.. BOM! Lampu itu meledak dan menghasilkan api yang cukup besar dan membuat beberapa Life-Dead di barisan depan tumbang dan menjadi abu. Pintu keluar yang tadinya dipenuhi oleh Life-Dead akhirnya terbuka.

"Cepat lari!", suruh Lau sambil menunjuk pintu keluar itu.

Mereka segera lari. Tetapi, Life-Dead seperti biasa mengejar mereka. Mereka berlari hingga menuju Branch Tunnel, yaitu bagian pertengahan dari lubang itu. Branch Tunnel terbagi menjadi 3 jalur. Yaitu Branch Tunnel yang pada bagian kiri itu akan mencapai Blur Tunnel, tengan akan mencapai Bright Tunnel dan yang terakhir yaitu jalur bagian kanan akan mencapai ChaosCity.

"Hei.. Dev dan Ryan masuk ke jalur kiri. Dan masuklah ke Blur Tunnel untuk mencari bantuan dari UnderCop di sana.", kata Lau.

"Baik!", kata Dev dan Ryan.

"Joe dan Grazz, pancing semua Life-Dead menuju Bright Tunnel di depan sana, karena cahaya di sana cukup silau yang mampu melemahkan mereka sehingga mereka tidak mungkin mengejar lagi. Ingat untuk memakai Refresh Glasses. Di sana juga ada beberapa obor yang dapat kalian gunakan untuk membunuh mereka semua."

"Roger!", jawab Joe dan Grazz.

"Tom ikut aku kita akan ke ChaosCity untuk mencari Will.", kata Lau.

"Oke..", jawab Tom.

Mereka kini terbagi menjadi 3 kelompok. Ryan dan Dev, ditugaskan untuk mengambil jalur kiri dan menuju Blur Tunnel untuk mencari bantuan dari UnderCop di sana. Joe dan Grazz di jalur tengah hendak memancing Life-Dead menuju Bright Tunnel yang merupakan tempat kelemahan mereka. Sedangkan Lau dan Tom, menuju ke ChaosCity mencari Will.

TO BE CONTINUED.

B.L.A.C.K Chap 2 Bab 6

0

Category:

Sesuai janji mereka, mereka kini mengobati dan membantu dalam evakuasi para penduduk UnderWorld. Lau mengambil seperangkat alat kemah dari dalam tasnya dan mulai membangun kemah yang cukup besar untuk evakuasi tersebut. Hari pun mulai gelap, dan mereka mulai memasang beberapa lampu tempel di dalam kemah evakuasi. Saat Tom sedang memasang lampu tempel itu, tiba-tiba ada seorang penduduk yang sedang terbaring menarik lengannya.

"Hei, kamu..", bisik orang itu.

"Ada yang bisa saya bantu?", tanya Tom.

"Sebaiknya kamu dan teman-temanmu pergi dari sini, dan sebenarnya tidak ada gunanya kalian menolong kami..."

"Apa maksudmu?"

"Apa kamu tidak tahu? Kota ini tadi siang diserang oleh para Dead-Body, dan salah satunya adalah The Crasher. Dan kota ini juga sudah terinveksi virus D.E.A.T.H. Sebaiknya kalian segera... per..", belum sempat menyelesaikan perkataannya, orang itu meninggal.

"Hei.. Sadarlah.. Hei, Dev cepat ke sini!", kata Tom.

"Ada apa?", tanya Dev.

"O.. orang.. orang ini kenapa mati?"

"Hei.. Tom.. kayaknya penduduk yang lain juga... MATI.", kata Grazz.

"Ada apa ini.", kata Ryan, "Hei.. Lau jelaskan!!"

"Sebentar.. Para penduduk kota ini telah terkena virus...", belum sempat selesai bicara Tom memotongnya..

"Virus D.E.A.T.H."

"Ya benar. Dari mana kamu tahu?", kata Lau.

"Apa itu virus D.E.A.T.H?", tanya Joe.

"Tadi sebelum orang ini meninggal, dia sempat berbincang-bincang dengan saya. Katanya, kota ini sudah terinveksi virus itu karena kota ini tadi diserang oleh para Dead-Body. Virus ini dapat mengubah manusia menjadi Life-Dead."

"Dead-Body, apa tuh?", kata Ryan.

"Dead-Body, adalah monster zombie seperti Life-Dead. Dead-Body adalah tingkat lanjutan dari Life-Dead yang disempurnakan sehingga dapat seperti manusia, yaitu mereka dapat berfikir, menggunakan senjata, dll, sama seperti Life-Dead, Dead-Body hanya dapat dibunuh dengan api."

"Jadi bisa ada serangan massal Life-Dead dong.", kata Grazz.

"Ya. Benar. Kita harus segera pergi dari sini dan mencari Will.", kata Lau.

Mereka lalu berkemas dan bersiap pergi dari CaveTown. Tapi, saat mereka berada di luar kemah, gerombolan Life-Dead sudah menghadang pintu keluar kota itu, dan mereka tampaknya telah terganggu oleh cahaya Lampu Tempel dan bersiap menyerang mereka. Mereka semua lalu mundur dan hendak masuk ke dalam kemah. Tapi, para penduduk yang berada di dalam kemah telah berubah menjadi Life-Dead dan siap menyerang mereka juga. Mereka kini terkepung diantara para Life-Dead.

"Wah.. kayaknya saya salah ngomong ya tadi..", kata Grazz.

"Itu bukan salah ngomong lagi, SANGAT SALAH, Grazz.", kata Ryan.

"Bagaimana ini, Ketua?", tanya Joe.

TO BE CONTINUED.

B.L.A.C.K Chap 2 Bab 5

0

Category:

Sudah 1 jam lamanya, kelompok B.L.A.C.K dikejar-kejar oleh segerombolan Life-Dead. Mereka sudah tampak lelah karena selama 1 jam itu mereka hanya berlari dan terus berlari.

"Hei Lau! Kenapa senjata kita tidak dipakai menembak mereka satu-per-satu saja?", tanya Grazz kepada Lau. Tapi Lau saat itu tidak menjawab pertanyaan Grazz dan hanya berlari saja. Tampaknya Lau sedang berpikir untuk mencari tempat perlindungan. Beberapa saat kemudian Lau mengeluarkan D-Machine untuk mengetahui peta terowongan itu secara sitematis. Setelah itu, Lau tersernyum dan berkata, "Ayo masuk ke dalam lubang itu, CEPAT!", sambil menunjuk sebuah lubang di sisi kanan terowongan yang sedang mereka lalui. Mereka pun melompat masuk ke dalam lubang itu bersamaan.

"Fiuh..! Akhirnya kita selamat untuk sementara sih. Oh iya, maaf Grazz tadi saya tidak menjawab pertanyaan kamu. Hahaha. Bisa diulangi apa yang kamu tanyakan tadi?", kata Lau.

"Hm.. Tadi saya nanya apa yah.. Kok jadi lupa.. hahaha. Ada yang ingat ga?", kata Grazz sambil tertawa kecil.

"Tadi Grazz bertanya, kenapa kita tidak menggunakan senjata untuk membunuh para Life-Dead itu?", kata Tom.

"Oh iya benar.. Kita sebenarnya boleh saja sih memakai senjata untuk membunuh mereka. Tapi, suara senjata kita bisa memancing kedatangan kelompok Life-Dead yang lain, dan kemungkinan amunisi kita tidak cukup untuk itu. Hahaha.", kata Lau.

"Jadi apa rencana kita berikutnya, ketua?", tanya Joe.

"Hmm.. sebentar-sebentar, lebih baik kita beristirahat sejenak di sini sambil mengatur rencana berikutnya.", balas Lau.

"Memang masih jauh ya yang namanya Cave Town itu?", tanya Ryan.

"Hmm.. di D-Machine saya sekitar 50m lagi sih.. cuman.. ya kalian tahu lah.. di luar ini situasinya bagaimana."

"Hmm.. iya-iya. Baiklah lebih baik aku tidur dulu deh.", kata Ryan sambil memanjangkan tangannya dan bersiap-siap untuk tidur. Tapi, tangan Ryan tidak sengaja menyenggol pistol yang berada di saku milik Grazz dan "DOR!".

"Wah.. Maaf..", kata Ryan.

"Iya-iya, tenang saja. Dah kamu tidur aja sana.", balas Grazz.

"Eh kawan-kawan..", kata Tom.

"Apa lagi?", tanya Ryan.

"Masalahnya lihat itu.. ki.. kita.. su.. dah.. dikepung..", kata Tom sambil menunjuk jalan keluar lubang itu yang terdapat banyak Life-Dead yang ingin menyerang mereka.

"Oh.. Tidak lagi..", desah Lau.

"Dan.. teman-teman.. masalahnya kita tidak memiliki jalan keluar lagi.. lho!", kata Grazz sambil menunjuk bahwa ujung lubang itu adalah jalan buntu.

"Bagaimana ini?", tanya Dev.

"Lau.. Segera ambil tindakan sekarang!", perintah Joe.

"SIAPKAN SENJATA KALIAN SEKARANG!", teriak Lau.

"BOOOM!" tiba-tiba sebuah bom meledak di tengah-tengah gerombolan Life-Dead itu. Life-Dead itu lalu berubah menjadi abu, karena terkena api ledakan dari bom asing itu. Dan terlihat seorang pria bertubuh kekar yang membawa beberapa bom di tangannya dan membawa ransel yang cukup besar. Wajahnya tidak terlihat karena ditutupi oleh sebuah kain.

"Cepat ikuti saya, SEKARANG!", kata pria misterius itu.

Mereka pun cepat-cepat mengikuti pria itu dan tidak tahu sebenarnya siapakah dia dan akan menuju ke mana mereka dengan mengikuti pria itu.

"Siapa kamu?", tanya Lau.

"Saya salah satu Kapten peperangan di UnderWorld ini. Kalian sendiri siapa? Anak yang sedang tersesat?", tanya pria itu.

"Saya Lau, dan kami di sini untuk menuju ke Cave Town. Bisa anda menolong kami?", jawab Lau.

"Baiklah, dan sisanya? Teman-teman kamu juga kan."

"Saya Joe, salam kenal."

"Saya Grazz.. hahaha.."

"Ryan. hehe"

"Dev dan ini kakak saya, Tom"

"Oke-oke, salam kenal juga.", balas pria itu.

Akhirnya pintu keluar terowongan itu terlihat, dan cahaya putih menyilaukan pun mengiringi kedatangan mereka. Mereka mulai tersenyum gembira telah mencapai Cave Town. Tapi apa yang mereka lihat? Cave Town yang beberapa jam lalu tampak biasa-biasa saja, kini sudah hancur menjadi abu, para penduduk terluka dan banyak juga yang meninggal.

"Apa yang terjadi, Kapten?", tanya Lau.

"Ini pasti perbuatan dia.. si Iblis Penghancur, The Crasher."

"Hahahaha.. tepat sekali kawan.. Lama tidak berjumpa, Will.", kata pria dengan jubah berwarna putih dan diiringi beberapa pengawalnya dan seorang wanita.

"Ayo lawan aku!", kata Will.

"Hmm.. lain kali saja ya.. dadah.. HAHAHA..!!", lalu mereka itu tiba-tiba menghilang bagaikan angin berhembus.

"Jadi anda ini adalah..", kata Lau.

"Ya.. Saya Will Dome. Dan kamu adalah anak sang pelindung, Liu Carck. Saya sudah mengetahui alasan kamu datang ke sini. Tapi, mohon maaf saya tidak dapat membantu kalian.", kata pria itu sambil pergi meninggalkan mereka.

"Tapi.. Bagaimana kalau kami yang membantu anda?", tanya Lau.

"Bantu seperti apa? Kalian hanyalah bocah yang tidak mampu melakukan apapun."

"Jangan menghina kami!", kata Dev yang tampak emosi.

"Sudah-sudah.. Jika kalian ingin membantuku, saya ingin kalian membantu mereka yang terluka itu, dan jika pekerjaan kalian memuaskan, saya berjanji akan membantu kalian."

"Baiklah akan kami buktikan bahwa kami bukanlah bocah yang tidak mampu melakukan apapun.", kata Joe.

Lalu Will pergi meninggalkan mereka.

TO BE CONTINUED.

B.L.A.C.K Chap 2 Bab 4

0

Category:

Di sisi lain yang cukup jauh dari terowongan itu, terdapat sebuah lubang yang besar dan di dalamnya terdapat sebuah kota kecil dan kumuh. Sekeliling kota itu adalah gurun pasir, tetapi di sana tidak ada matahari bahkan cahaya matahari sekalipun karena letaknya yang berada di UnderWorld. Tetapi rumah-rumahnya cukup besar dan bagus, bagi kalangan UpTown itu adalah rumah milik penduduk daerah pinggiran. Semua penduduknya juga tidak ada yang terlihat kekurangan, semuanya berpakaian rapi dan layak. Kota itu adalah Cave Town.

"Hey, penempa. Bagaimana keadaan ringku? Apakah bisa diperbaiki?", kata seseorang yang terlihat sedang berdiri di sebuah toko "BlackRing" kepada penjaga toko itu.

"Ring kamu ga mungkin bisa diperbaiki lagi deh..", kata seorang lainnya yang berdiri di sebelah orang itu.

"Hei! Ga usah sok tahu kamu! Saya tidak bertanya kepada kamu!"

"Tapi memang benar ring kamu itu sudah menjadi barang yang tak berguna lagi. Hahaha"

"Diam kamu!", katanya sambil memukul orang itu tepat di mukanya. Dan perkelahian pun berlangsung di depan toko itu, tapi anehnya si penjaga toko tampak seperti santai-santai saja. Orang-orang yang kebetulan lewat di depan toko itu mulai berkerumun dan menonton pertarungan seru itu. Mereka juga memasang taruhan siapa yang akan memenangi perkelahian itu.

20 menit telah berlalu, dan kedua orang itu sudah tampak lelah dan babak-belur. Mereka pun saling bertatap mata dengan sinis dan tajam kepada musuhnya. Dan mereka melancarkan tinjuan ke arah muka masing-masing musuhnya secara bersamaan. Tapi belum sampai mengenai musuhnya, si penjaga toko itu menahan tangan mereka dengan kedua tangannya dengan cepat sekali.

"Pertarungan cukup sampai di sini. Saya harus pergi sekarang, sebaiknya kalian juga pergi." kata penjaga itu.

"Ah.. Berisik kamu.!!", kata kedua orang yang sedang berkelahi itu. Dan mereka melancarkan tinjuan dengan tangan satunya lagi ke arah wajah si penjaga toko. Tiba-tiba ada asap berwarna biru keluar dari tangan si penjaga toko itu, dan kedua orang itu tiba-tiba terlempar ke arah tembok kota itu dan keduanya pingsan. Para penonton pun bingung apa yang terjadi, tampaknya mereka tidak melihat apapun dan hanya melihat keduanya terlempar ke udara cukup jauh. Penjaga itu pun tanpa bicara sepatah katapun, lalu pergi ke sebuah lorong dekat pintu keluar kota itu. Para penonton bertanya-tanya siapakah sebenarnya dia, ada yang mengatakan dia penduduk baru yang sudah gila, ada juga yang mengatakan dia itu penyihir. Tapi siapakah sebenarnya penjaga toko itu?

TO BE CONTINUED.

B.L.A.C.K Chap. 2 Bab 3

0

Category:

Perjalanan mereka dalam mencari Will Dome di Cave Town dimulai. Sebelum perjalanan dimulai Lau membaca bab 4 dari buku journal ayahnya yang berisi tentang bagaimana menuju ke Cave Town.

"Cave Town, sebuah kota kecil dan sederhana yang berada di bagian UnderWorld atau yang biasa disebut kota bawah. UnderWorld sendiri sebenarnya adalah kota yang cukup berbahaya, karena di sana banyak makhluk-makhluk aneh berkeliaran di mana-mana. Seperti Life-Dead atau yang biasa dikenal oleh penduduk UpTown(kota atas) adalah zombie atau mayat hidup, tapi sebenarnya Life-Dead hanyalah penjaga UnderWorld dan tidak berbahaya apabila kita tidak mengganggunya. Makhluk lainnya yang berada di sana adalah Breath-Tooth atau biasa kita kenal dengan Manusia Serigala, ini adalah makhluk berbahaya di UnderWorld dan menurut berita yang tersebar dia dapat membunuh manusia dengan 1x serangan. Dan masih banyak lagi makhluk di sana. Untuk mencapai Cave, mungkin dapat menggunakan jalan di terowongan bawah rumah saya. Hmm.. mungkin terakhir untuk journal ini adalah persiapkan diri dan mental untuk menghadapi makhluk aneh di sana. Kalau yang membaca journal ini adalah Lau, maka kamu sebaiknya membawa perlengkapan yang berada di sebuah ruangan yang tersebunyi di belakang rak buku di mana buku ini ditemukan dan kode pintu itu kamu sudah tahu seharusnya."

"Hah? Zombie? Serigala? Serem amat.. Merinding nih..", ucap Grazz sambil gemetaran.

"Iy.. Iya.. Benar.. Memang tidak ada jalan lain, Lau?", tanya Ryan.

"Halah.. kalian seperti bukan laki-laki saja, masa hal seperti itu ditakuti", balas Dev.

"Sudah. Jangan bertengkar di sini. Sebaiknya kita cari 'pintu' yang dimaksudkan ayahku.", kata Lau sambil mencari pintu itu.

"Di sini, Lau. Tapi tampaknya kita harus dapat menggeser rak buku ini.", kata Joe.

"Oke.. ayo Tom bantu aku."

"Baiklah.."

Setelah rak itu berhasil digeser, 'ruangan' yang dimaksud itu terlihat dan benar, untuk membuka pintu itu harus dengan kode. Lau mulai berpikir kode apa yang dimaksudkan ayahnya. Mesin kode itu ternyata adalah memiliki tombol yang cukup banyak dan merupakan kombinasi antara angka dan huruf. Dia mulai mencoba mencari kode itu, tapi ternyata gagal. Berkali-kali, Lau telah mencoba memecahkan kode itu tapi tetap saja hasilnya adalah gagal. Dia pun menutup mata dan berpikir kode apa yang dapat membuat pintu itu terbuka. Dan tiba-tiba dia teringat akan tanggal hari terakhir ia bertemu dengan orang tuanya, 20 Oktober 2000. Di memasukkan kode itu, dan berhasil. Pintu besi yang menutup ruangan itu terbuka, dan di dalamnya terdapat banyak sekali perlengkapan aneh. Tapi semua benda itu adalah bukan benda asing bagi Lau, tapi tidak teman-temannya. Saat memasuki ruangan itu mereka tampak seperti mengoprek barang-barang yang ada.

"Wah.. benda apa nih? Seperti Headset. Keren..!", ucap Grazz yang sedang memegang sebuah benda.

"Cukup! Sebaiknya saya jelaskan alat-alat ini.", kata Lau

"Yang kamu pegang itu adalah Nanovoice yang berfungsi untuk berkomunikasi jarak jauh hingga 10 KM dengan suara yang tidak dapat dideteksi oleh kelelawar sekalipun. Sebelahnya adalah Rope-Gun berfungsi untuk menembakan tali yang biasa digunakan oleh Spy atau Stalker, tahu kan kalian para Stalker?"

"Oh.. iya aku ingat..", kata Dev.

"Baik.. Saya lanjutkan di sana adalah Refresh Glasses, berfungsi untuk banyak hal, seperti melihat peta, data-data seseorang, dan melihat laser yang tidak terlihat. Tapi itu hanyalah fungsi umum barang itu, perhatikan baik-baik, di sana ada banyak RG, tapi masing-masing berbeda bentuk dan fungsi.", kata Lau sambil berjalan menuju rak RG.

"Ini adalah RGS untuk Sniper. Nih ambil, Grazz. RGS ini berfungsi khusus saat kamu sedang membidik lawan dan dapat membidik Lawan 5x lebih dekat daripada Sniper tanpa RGS.", Kata Lau sambil memberikan RGS kepada Grazz.

"Wow.. kerenn... Terima Kasih..^^", kata Grazz.

"Baik. Saya lanjutkan ini adalah RG-Doc, untuk Doctor. Berfungsi untuk mendeteksi kelemahan musuh, darah, atau apapun yang berhubungan dengan tubuh makhluk hidup. Dev, ambil ini."

"Oke.. Bagus.. Hahaha..", balas Dev yang tampak senang mendapat RG-Doc.

"Ini adalah RGC, untuk CodeR. Dapat membantu untuk mendeteksi lawan sehingga dapat memperkirakan kapan saat yang tepat untuk mencuri data, dan ini juga dapat berfungsi untuk menyimpan data. Terima ini, Joe."

"Sip.", jawab singkat Joe.

"Hmm.. dan ini RGH, untuk Helper. Berfungsi seperti RGC yang dapat mendeteksi lawan, dan dapat melacak keberadaan teman satu tim yang membutuhkan bantuan, yang dapat kalian lakukan dengan menekan tombol di bagian kiri NanoVoice. Terima ini, Ryan"

"Wah.. Bagus.. Bagus..", balas Ryan.

"Hmm.. Untuk saya dan Tom belum ada RG yang cocok. Tidak apa-apa kan, Tom?"

"Tidak.. Hahaha..", jawab Tom.

"Ini adalah D-Machine. Berfungsi seperti GPS yang dapat memlacak map dan bentuk area. Tapi D-Machine juga dapat membaca data-data musuh seperti RG dan bahkan lebih detail lagi. Ambil ini masing-masing 1."

"Dan yang terakhir adalah seragam kita, B-Costume. Tidak seperti baju biasa, dengan B-Costume tubuh kita akan terasa lebih ringan dan tahan terhadap api hingga 250 derajat Celcius dan listrik hingga 5.000 Volt. Silahkan ambil dan pakai."

Semua perlengkapan telah siap, tapi Lau merasa masih ada kurang, yaitu senjata.

"Oh iya, saya ingat kita masih butuh senjata. Ayo ikut saya ke ruangan sebelah kiri ini"

Mereka memasuki sebuah ruangan berwarna hitam gelap dan terdapat banyak senjata di sana. Terdapat bayak rak di sudut-sudut ruangan itu dan masing-masing adalah rak senjata yang berbeda-beda.

"Silahkan ambil senjata yang menurut kalian cocok dengan kalian."

Setelah perlengkapan dan senjata sudah lengkap, mereka mulai berjalan keluar rumah dan menuju terowongan bawah tanah. Tapi, saat sampai di terowongan, tampak seperti sekelompok makhluk aneh bertubuh besar dan bersuara aneh. Karena merasa penasaran Lau mengeluarkan D-Machine dan mulai mendeteksi makhluk itu. Dan terdeteksi makhluk itu adalah Life-Dead. Tapi karena gambar di D-Machine tidak jelas, Ryan mengeluarkan sebuah senter dan mengarahkannya ke kelompok Life-Dead itu.

"JANGAN!", teriak Lau.

Tapi sudah terlambat, ternyata cahaya dapat mengganggu ketenangan Life-Dead, dan mereka pun mulai berlari ke arah mereka dan tampak seperti ingin membunuh mereka semua.

"Oh.. Tidak..", desah Tom.


TO BE CONTINUED.

B.L.A.C.K Chap 2 Bab 2

0

Category:

Suasana di markas pun menjadi hening. Tampaknya beberapa anggota menertawakan Tom yang tidak memiliki keahlian apapun. Tapi tidak dengan Lau dan Joe, mereka berfikir bahwa Tom pasti punya kemampuan 'unik' yang tidak dimiliki anggota lainnya. Dan Lau pun mulai berbicara untuk menghilangkan keheningan yang sebenarnya tidak perlu itu.

"Baik.. Mari kita lanjutkan saja.. Hm.. mungkin kita mulai dengan membongkar gudang penyimpanan ayah saya."

"Hah? Gudang? Bau dong.. Ga mau ah..", kata Ryan yang tidak suka dengan suasana kotor. Dia berpikir bahwa Gudang itu selalu kotor. Sehingga dia tidak ingin menuju ke sana.

"Hmm.. Baik jika kamu tidak mau, Ryan. Bagaimana dengan yang lain?"

"SETUJU!! Ayo!!", seru anggota lainnya, kecuali Tom yang tampaknya sedang sedih akibat ditertawakan oleh Grazz dan Ryan.

"Jadi bagaimana, Tom? Ikut kan?"

"emm.. Baiklah.."

"Dan kamu, Ryan.. Saya tanya sekali lagi.. Ikut atau Tidak?"

"Oke.. oke.. terserah kalian saja deh.."

Mereka pun menuju ke Gudang penyimpanan milik Liu. Ruangan itu tampak cukup luas dan hampir seluas lapangan basket. Banyak rak-rak buku hampir di seluruh sudut ruangan itu. Dan ternyata gudang itu tidak kotor sama sekali, bahkan bersih seperti ruangan yang baru saja dibuat.

"Oke.. Kita mulai mencari data yang mungkin berguna bagi kita di sini. Jika ada sesuatu langsung katakan kepada yang lainnya.", perintah Lau.

Mereka mulai mencari data di gudang itu. Banyak buku yang 'bersejarah' di sana. Tom ikut mencari sesuatu di sana, dan dia menemukan sebuah buku aneh yang cukup tebal dan tampak sudah tua dengan sampul berwarna coklat muda. Dia tertarik oleh buku itu dan mengambil buku itu dari raknya. Tapi karena terlalu sulit untuk diambil, dia menariknya dengan paksa hingga buku-buku lainnya yang ada di sebelahnya jatuh dan berantakan di lantai.

"Hei.. Apa yang kau lakukan?", tanya Grazz.

Lau melihat buku itu dan tampaknya dia mengenal buku itu.

"Hmm.. kayaknya saya tahu buku apa itu.. Bagus sekali penemuanmu, Tom. Ini adalah buku journal ayah saya. Dan ini akan menjadi buku pedoman kita dalam mendapatkan data-data."

Buku journal pun dibuka, halaman-demi-halaman dibaca oleh mereka. Hingga, mereka menemukan tulisan yang menceritakan tentang sebuah kelompok dengan nama "W.H.I.T.E".

"W.H.I.T.E adalah kelompok pembunuh pembayaran berdarah dingin. Tidak mengenal ampun ataupun tidak memiliki sifat kemanusiawi. Mereka membunuh dengan menggunakan 'sihir' yang sangat aneh dan asing bagi saya. Jack Marshaw, kawan saya telah ditemukan tewas saat melakukan tugas di Cave Town. Dia tewas terbakar, tapi anehnya gedung dimana dia ditugaskan itu tidak ditemukan barang bukti apapun yang menunjukkan bahwa hal itu adalah kecelakaan. Kami, iSpy menduga bahwa Jack dan istrinya yang bersama-sama bertugas di Cave Town itu telah dibunuh dengan menggunakan 'sihir' api. Kami belum mengetahui apapun tentang ini. Dan kami berencana menanyakan hal ini kepada Will Dome di Guilty City. Tapi....."

Tulisan itu ternyata putus karena halaman itu sobek sebagian. Dan setelah mendengar hal itu, Dev dan Tom merasa sedih karena Jack dan May adalah orang tua kandung mereka.

"Ini tugas pertama kita, menemui Will Dome. Mari kita lanjutkan journal ayah saya dan menemukan kebenaran tentang "W.H.I.T.E".

TO BE CONTINUED.

B.L.A.C.K Chap 2 : Perkumpulan Para Anggota

0

Category:

Sekolah BomBs! kini sudah tampak hancur. Di mana-mana hanya ada pecahan batu ataupun pecahan berbagai material bangunan. Peristiwa itu memakan 3 orang korban yaitu 3 orang mantan The Trio iSpy. Dan setelah kejadian itu pula B.L.A.C.K pun dibentuk dan diketuai oleh Lau. Karena sekolah itu hancur akhirnya seluruh siswa terpaksa harus belajar dengan sistem internet di rumah. Tapi tidak dengan B.L.A.C.K, mereka ternyata sedang merencanakan strategi balas dendam dengan kelompok yang menyerang sekolah mereka. B.L.A.C.K kini bermarkas di gudang bawah tanah rumah Lau. Tapi anehnya mereka belum kenal satu sama lainnya. Hingga mereka pun berkenalan di saat briefing hari pertama.

"Oke.. sebelum kita mulai, saya ingin mengenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama saya adalah Lau Carck, keahlian di bidang Hacker dan Gunner. Salam Kenal..^^", kata Lau.

"Saya Joe Smith, keahlian Bomber dan CodeR."

"Hmm.. dan saya adalah Grazz D. Keahlian saya.. hmm.. apa ya..?? oh iya. Keahlian saya Sniper dan Stalker, tapi Spy juga sepertinya saya bisa.. hahaha", kata salah satu anggota B.L.A.C.K

"Saya Devin Marshaw, saya biasa dipanggil Dev. Keahlian saya adalah mirip seperti Grazz, saya adalah Spy dan Stalker, tapi saya juga Doctor. Salam Kenal," kata salah satu anggota lainnya.

"Hm.. tampaknya saya yang terakhir ya.. Okelah kalo begitu.. Saya Ryan Frances. Keahlian saya.. hmm.. mungkin aneh sih.. saya adalah Helper dan Bomber. Salam Kenal," kata anggota terakhir lainnya.

"Oke jadi Organisasi kita, B.L.A.C.K memiliki 5 anggota. 4 laki-laki dan 1 perempuan. Jadi..", kata Lau.

Tapi belum sempat Lau menyelesaikan pembicaraannya, Dev memotong pembicaraan Lau. "Eh.. maap. tapi apakah saudara saya dapat bergabung?"

"Boleh.. lebih banyak lebih baik.. hahaha", balas Lau.

Tiba-tiba Dev keluar dari rumah Lau, lalu tidak lama kemudian Dev kembali bersama seorang anak laki-laki.

"Kakak.. Ayo bergabung.."

"Eh.. Halo.. eh.. nama saya.. Tom.. Tom Marshaw. Salam Kenal", kata anak laki-laki itu.

"Keahlian?", tanya Lau.

"Apa itu?"

Tiba-tiba suasana menjadi hening... Dan ini adalah di mana para anggota B.L.A.C.K berkumpul bersama dan pertualangan akan berlanjut dengan 6 anak-anak berumur 10 tahun. 5 laki-laki 1 perempuan. 5 memiliki keahlian 1 belum. Dan..?

B.L.A.C.K Chap 1 Bab 4 : School Ambush!

1

Category:

Beberapa minggu kemudian, ekstrakulikuler berjalan. Seperti yang kita sudah ketahui, Lau Carck memilih untuk menjadi Hacker dan Gunner. Karena dia memilih 2 extra, maka ia diharuskan pulang lebih siang dibanding teman-temannya yang hanya memilih 1 extra. Mr. Bob adalah guru komputer di sekolah itu, selain itu ia juga mengajarkan anak-anaknya untuk menjadi Hacker. Selain Mr.Bob, guru yang menjadi guru extra Lau adalah Mr.Joe yang adalah guru Gunner. Tapi anehnya, kedua guru tersebut tampak mirip seperti layaknya adik-kakak, hanya perbedaannya Mr.Bob memiliki tubuh yang lumayan gempal dan memiliki rambut yang gondrong, sedangkan Mr.Joe memiliki tubuh layaknya seorang tentara yang kekar dan tinggi dan memiliki rambut cepak berwarna kuning keemasan. Ternyata mereka berdua adalah kakak-beradik, karena pada suatu ketika, Lau melihat mereka sedang berbincang-bincang layaknya saudara dan tampak akrab sekali. Ketika itu juga, Lau melihat mereka berdua benar-benar mirip, jadi ia menyimpulkan bahwa mereka berdua adalah saudara.

3 Minggu kemudian, seperti biasa extra berjalan tampaknya tidak ada halangan. Saat itu juga, Mr.Bob melihat ada potensi pada Lau Carck di dalam bidang komputer. Lau tampak tidak ada kesulitan dan berkembang lebih cepat dibanding teman-teman sebayanya dalam extra Hacker tersebut. Selain di extra Hacker, ternyata di extra Gunner, Mr.Joe melihat potensi yang hebat dalam diri Lau. Walaupun memiliki tubuh kecil, ternyata keahliannya adalah keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri sehingga ia pintar hampir di berbagai bidang studi, baik teori maupun praktek. Di kelasnya yang masih D(kelas di BomBs! F hingga S), ia sudah mampu menguasai skill "Break All-Units", yang adalah skill Hacker tingkat B, yang mampu merusak seluruh sistem hingga data-datanya tidak dapat direcovery kembali. Ia juga sudah dapat menggunakan skill "Make Gun Weapon" dan "Keen Eyes". Make Gun Weapon, sesuai namanya skill ini mampu membuat senjata khusus Gunner yang merupakan senjata Custom(gabungan berbagai senjata Gunner menjadi 1), yang merupakan skill tingkat A. Keen Eyes, skill yang hanya dimiliki Gunner yang sudah dapat menembak sasaran dari jarak yang cukup jauh dengan tepat, dengan kata lain, Lau adalah penembak yang cukup jitu untuk seusianya.

5 September 2005..

Tampak pelajaran di BomBs! berjalan seperti biasa. Satpam yang berjaga-jaga tampak sedang santai sambil membaca koran di pos satpam dengan ditemani beberapa snack kesukaannya dan secangkir kopi instan di mejanya. Vicky juga tampak sedang menunggu kelas Lau selesai di depan pagar sekolah sambil berbincang-bincang bersama orang tua murid yang lainnya. Vicky melihat kawan lamanya, James Side, yang dulu merupakan salah satu anggota iSpy. Sama seperti Vick, James ternyata juga orang tua asuh dari salah satu murid di sekolah itu. Mereka berbincang-bincang tampak seperti sedang bernostalgia bersama.

Namun keadaan tersebut tidak berlangsung lama. Tepat pukul 13.00, di mana kelas-kelas BomBs! selesai, tiba-tiba ada sebuah kelompok dengan jubah berwarna putih dan berjumlah cukup banyak kira-kira 20 orang datang ke sekolah itu. Mereka datang dan langsung merusak keadaan sekolah itu dan meledakkan pos satpam yang ada. Satpam yang berada di dalamnya belum diketahui keadaannya. Vick dan James mulai mengambil senjata lamanya, yaitu Cannon dan Carbonate Sniper Gun. Keadaan sekolah tampak porak-poranda dan anak-anak yang ketakutan berhamburan ke sana kemari seperti semut yang takut akan diinjak oleh manusia. Lau pun melihat kejadian itu, dan mencoba membantu mereka. Satpam yang tidak diketahui keadaannya itu tiba-tiba datang layaknya seorang pahlawan kesiangan dan mencegah Lau untuk membantu karena itu terlalu berbahaya. Ternyata satpam itu juga salah satu anggota iSpy, bernama Freaky Roy. Mereka bertiga yang telah berpisah kini bersatu kembali. Mereka dulunya disebut "The Trio" di iSpy, dan akhirnya berpisah karena iSpy dibubarkan. Vick "The Cannon Boy", James "Long Sharp Shooter", dan Roy "The Crazy Bomber" bersatu dan berhasil melawan ke-20 orang-orang tesebut. Tapi, ternyata itu hanyalah pengawal-pengawal rendahan kelompok mereka.

Tiba-tiba, tampaklah 4 orang berjubah putih lainnya dan kini tampak lebih kuat dan salah satunya adalah anak kecil yang tampak seumuran Lau. 3 orang diantaranya ternyata adalah pengawal pemimpinnya yang bertubuh kecil itu dan memiliki kekuatan yang hampir sama seperti The Trio. Pertarungan pun tak terhindarkan dan porak poranda di mana-mana. Dan pada akhirnya The Trio memenangkan pertarungan dengan pengawalnya itu. Tapi ternyata nasib sial menerjang mereka, pemimpin mereka ternyata jauh lebih kuat. Pemimpin yang bertubuh kecil itu melakukan skill yang aneh dan tampaknya itu adalah sebuah 'magic' yang membuat mereka menjadi lemah dan sekarat.

"Hahaha.. Kalian memang sampah yang tak berguna.", ucap pemimpin itu. "Ucapkan selamat tinggal!".

DUAR!, terdengar suara mirip petir dan tampak petir menyambar tubuh mereka. Tidak hanya sekali, petir itu menyambar mereka bertubi-tubi hingga mereka sekarat. Pemimpin itu melihat ke arah segerombolan anak-anak dan guru-guru yang menyaksikan kejadian itu.

"Sekarang cukup sampai di sini, sampai jumpa lagi.. Hahahaha..", kata pemimpin itu kepada para penonton.

Lau langsung berlari dan hendak menangkap pemimpin itu. Tapi, terlambat pemimpin itu menggunakan sihir menghilang sehingga tidak dapat tersentuh oleh Lau. Semua orang berlarian ke arah para mantan iSpy itu. Lau melihat wajah Vick yang kini sudah hancur terbakar dan ia pun menangis. Akhirnya, The Trio pun tewas di tempat. Tiba-tiba, ada 4 anak yang menghampirinya.

"Bagaimana kalau kita bekerja sama untuk balas dendam?", kata salah satu anak yang menghampirinya.

"Hahh.. Baiklah.", jawab Lau yang tampak masih sedih.

"Oke.. kita akan bentuk sebuah kelompok.", jawab anak lainnya.

Lau pun langsung merasa senang bercampur dengan duka dan akhirnya menjawab.

"Oke kita lawan PUTIH dengan HITAM..", kata Lau.
"Dan kelompok kita adalah B.L.A.C.K"

TO BE CONTINUED..

B.L.A.C.K Chap. 1 Bab 3 : Let's School!

0

Category:

5 tahun kemudian..

Vicky kini menjadi orang tua asuh dari Lau Carck yang kini telah berumur 10 tahun. Lau Carck yang bertubuh kecil dan kurus ini disekolahkan oleh Vicky di sebuah sekolah bernama "BomBs!". Sekolah ini memiliki keunikan dibanding sekolah-sekolah yang ada di dunia, yaitu sekolah ini mengajarkan murid-muridnya bukan hanya di bidang pelajaran dan olahraga, tetapi mengajarkan murid-muridnya untuk dapat bertahan dalam pertarungan. Sekolah ini mengajarkan murid-muridnya untuk beladiri dan yang anehnya, membuat dan menggunakan senjata. Karena takut Lau tidak mau sekolah di sana, Vicky merahasiakan keunikan sekolah itu kepada Lau.

Hari pertama sekolah pun dimulai, Lau mengenakan seragam layaknya seperti seragam sekolah biasa, kemeja putih dan celana panjang berwarna hitam. Vicky yang melihat Lau tampak sudah tidak sabar ingin bersekolah merasa sangat senang. Dengan mengendarai mobil Nissan RX-8, Vicky mengantar Lau ke sekolah.

"Kak Vick(panggilan Lau kepada Vicky karena umurnya masih cukup muda, 25 tahun), bagaimana sih rasanya bersekolah?", tanya Lau.

"Hmm.. menyenangkan. Hahaha" jawab Vicky sambil tertawa kecil. "Kamu sudah tidak sabar ke sekolah ya?"

"Ya.. ini adalah hari pertamaku masuk ke sebuah gedung yang bernama sekolah itu..".

Akhirnya mereka sampai di sekolah Lau, BomBs!. Terlihat banyak anak-anak seumuran Lau yang terlihat senang sedang memasuki sekolah itu. Di depan gerbang sekolah, tampak juga seorang pria bertubuh besar mengenakan seragam satpam dan bersenjata cukup lengkap seperti polisi. Vicky mengantarkan Lau ke kelasnya, kelas D-3.

Pukul 07.00, sekolah dimulai. Masuklah seorang perempuan yang tampak seumuran seperti Vicky, yang adalah wali-kelas D-3. Kelas pun dimulai. Pelajaran berlangsung seperti sekolah-sekolah yang lain. Dan pada saat pulang sekolah, anak-anak diberikan selembar kertas yang berisi daftar ekstrakulikuler. Tapi, ekstrakulikuler itu tampak tidak wajar. Karena pilihan ekstrakulikulernya beda dari sekolah yang lain dan tampak membingungkan bagi Lau. Ekstrkulikuler yang tersedia adalah, DataMan, Fighter, Hitman, dan Medic.

Sesampainya di rumah, Lau bertanya hal itu kepada Vicky. Vicky menjelaskan demikian..

1. Extra DataMan, melatih mengenai segala bentuk data(Merusak,mencuri,memecahkan code,dll) di dalam pertarungan. DataMan dapat berperan sebagai Hacker atau CodeR saat pertarungan. Dengan kata lain, DataMan berhubungan dengan alat-alat yang berteknologi tinggi. Bertugas sebagai Support dan Crasher dalam team.

2. Extra Fighter, melatih menggunakan senjata untuk melawan musuh atau bahkan membunuh. Fighter dapat berperan sebagai Bomber, Gunner, Sniper, Commander, atau bahkan berperan sebagai Hybrid Attacker(Gabungan senjata jarak ). Fighter dapat menggunakan senjata jarak jauh(Long Range Weapon), mulai dari Small Range Weapon(Bomber), Medium Range Weapon(Gunner), Big Range Weapon(Commander), dan Very Long Range Weapon(Sniper). Bertugas sebagai Crasher, Defender, dan Attacker dalam team.

3. Extra Hitman, melatih membunuh lawan secara diam-diam dan bisa bertugas seperti DataMan(mencuri data). Berperan sebagai Stalker atau Spy. Hitman menggunakan senjata jarak dekat(Melee Weapon), mulai dari tongkat kayu hingga pedang.

4. Extra Medic, sesuai namanya, menyembuhkan. Medic bertugas menyembuhkan teman dalam team. Berperan sebagai Doctor atau Helper. Medic sebenarnya hanya diperalatkan oleh barang-barang medic. Tapi, apabila perannya sebagai Helper, Medic selain diperalatkan oleh barang-barang medic, juga bertugas membawa amunisi dalam pertarungan. Medic dapat menggunakan senjata jarak jauh ataupun dekat, tapi hanya sebagian kecil yang dapat digunakan.

"Hmm.. tampaknya penjelasanku tadi cukup rumit ya..?", kata Vicky.

"Tidak.. malah penjelasan kakak sangat bagus. Dan saya mengerti sekarang.", balas Lau.

"Jadi kamu mau memilih yang mana?"

"Apakah bisa saya menjadi semuanya atau gabungan beberapa dari Extra yang ada?"

"Hmm.. sebentar saya lihat dulu.."

Vicky melihat penjelasan pada kertas tersebut. Dan tercantum : "Extra boleh lebih dari 1, maksimal 2."

"Ya boleh.. tapi hanya 2."

"Hmm.. saya akan memilih DataMan, sebagai Hacker dan Fighter, sebagai Gunner."

Tiba-tiba Vicky terkejut dengan jawaban Lau. Hingga ia teringat akan kata-kata Liu dulu, "Hmm.. sepertinya saya akan menjadi Hacker dan Gunner." Ada kemiripan antara Lau dan ayahnya.

Lau akhirnya memilih untuk menjadi Hacker dan Gunner yang akan menjadi perjalanan awal mencari keberadaan ayahnya..

TO Be CoNtiNueD

B.L.A.C.K Chap 1 Bab 2 : iSpy

0

Category:

iSpy adalah sebuah kelompok mata-mata yang cukup terkenal di Nowhere City. iSpy dulunya didirikan oleh si dua serangkai, Jack dan Liu. Kelompok ini memiliki telah memiliki banyak cabang hampir di seluruh dunia. Tapi, kelompok ini hampir dinyatakan "hancur" setelah ada beberapa orang di dalam kelompok yang telah berkhianat. Pengkhianatan itulah yang membuat cabang-cabang iSpy ini satu-per-satu "mati". Malahan sudah dapat dipastikan pusat iSpy di Nowhere City tersebut sudah tidak layak karena beberapa anggotanya memutuskan untuk mengundurkan diri.

Jack dan Liu bingung akan kehancuran yang terjadi pada kelompok iSpy yang telah mereka dirikan ini. Hingga akhirnya, mereka memutuskan untuk membubarkan iSpy dan membentuk kelompok mata-mata "pribadi" yang dimana kelompok ini hanya untuk beberapa orang terpilih, yaitu Jack, Liu, Sue, May(istri Jack), dan Vicky. Tapi tanpa disangka, Jack dan May ditemukan tewas saat melakukan misi pertama kelompok ini. Peristiwa sempat membuat kelompok ini jatuh. Akhirnya, karena perkiraan Liu bahwa kelompok ini menjadi target dari suatu kelompok lainnya, maka Liu menyuruh Vicky mengundurkan diri dan menlindungi Lau, anaknya. Vicky pun menerimanya dengan lapang dada.

Seperti yang sudah kita tahu, Liu dan Sue diberitakan tewas dalam tugas mereka dan Lau belum mengetahuinya. Peristiwa tewasnya Sue dan Liu menjadi cerita akhir kelompok ini dan menjadi awal perjalanan Lau dalam mencari keadaan pasti orang tuanya.

B.L.A.C.K Chap. 1 : Carck Story

0

Category:

Suatu hari di Nowhere City.
Ada sebuah keluarga yang cukup kaya yang bernama keluarga Carck. Di dalamnya ada sepasang suami-istri, Liu dan Sue Carck. Mereka memiliki seorang anak bernama, Lau Carck yang saat itu berumur 5 tahun. Liu adalah seorang ahli-komputer profesional yang sudah cukup terkenal di negara itu. Sue adalah seorang pengrajin pakaian. Sebenarnya mereka berdua bukanlah ahli-komputer ataupun pengrajin, tetapi mereka dapat dikatakan mata-mata. Liu yang sebenarnya ialah seorang hacker yang dapat merusak segala jenis sistem yang ada. Dan Sue sebenarnya ialah seorang pengintai atau dapat juga dikatakan seorang inforwoman yang memiliki segala informasi tentang apapun yang dibutuhkan "client" mereka.

15 Oktober 2000, mereka pun mendapatkan tugas dari seorang "client" untuk mencari informasi rahasia tentang Jack Corp. dan menghilangkan bukti korupsi "client" ini dan mereka diberikan waktu 12 jam untuk menyelesaikan tugas mereka. Bagi mereka ini adalah tugas yang cukup mudah. Jam 8 malam, para pekerja dari Jack Corp. telah pulang dan yang ada hanyalah 5 orang penjaga malam. Aksi mereka pun dimulai. Liu mulai mengakses sistem pertahanan(alarm) Jack Corp. dan Sue mulai menyelinap masuk ke dalam perusahaan tersebut. Liu telah berhasil mengakses data-data perusahaan termasuk peta perusahaan itu.

"Oke, sekarang saya telah berhasil masuk ke dalam.", kata Sue kepada Liu dengan menggunakan Nanovoice Communicator.

"Hmm.. sekarang posisi kamu di bagian administrasi. Berarti kamu harus berjalan lurus dan mencari ruangan bernama "Secret Sector", balas Liu.

"Roger."

Sue pun mulai mencari ruangan Secret tersebut. Tapi ternyata ruangan tersebut memiliki code untuk membuka pintunya. Sebelum aksi ini, Sue telah diberikan clue oleh Liu untuk membuka pintu tersebut. Cluenya ialah "Ambil huruf JACK dan masukan ke dalam Handphone." Clue tersebut ternyata mudah dipecahkan oleh Sue. Dan codenya adalah 5225. Bagaimana caranya? Pertama, ambil huruf "J" dan carilah J ada di tombol nomor berapa pada handphone. Jawabannya pasti 5 karena 5 = JKL, begitu seterusnya hingga huruf "K".

Ternyata setelah masuk ke ruangan tersebut, Sue harus melewati 1 lagi rintangan untuk mencapai "data" yang ditugaskan, yaitu Security Laser. Tapi, ternyata Security Laser hanyalah maianan anak-anak bagi Sue. Setelah itu, Sue berhasil mencapai letak "data" tersebut.

"Baik, di mana letak "data-data" tersebut?"

"Hmm.. carilah di bagian file Chess."

"Hmm? Oke. Chess. lalu?"

"Lalu.. (pip) (pip) (pip)"

"Hei.. Liu..!! Jawab!!"

"..."

Ternyata hubungan komunikasi mereka terputus. Ruangan Secret yang sebelumnya gelap itu, tiba-tiba menjadi terang dan ternyata mereka berdua dijebak. Di sekeliling Sue terdapat banyak penjaga yang sudah siap dengan senjata mereka. Lalu, Sue mencoba untuk melarikan diri, tapi gagal. Mereka ditangkap dan dikurung di dalam Cell Room. Ternyata yang menjebak mereka ialah "client" mereka sendiri. Dan akhirnya gedung tersebut diledakan oleh "client" tersebut dan keesokan harinya, Liu dan Sue dinyatakan mati di dalam gedung tersebut. Tapi, di dalam berita-berita yang ada, mereka dianggap mati karena kecelakaan.

Vicky, teman Liu sebelumnya telah dititipkan pesan oleh Liu untuk menjaga Lau selama mereka pergi. Ternyata Vicky juga merupakan "pekerja" seperti Sue dan Liu, tapi karena sudah bosan ia pun akhirnya mengundurkan diri dan berjanji tidak akan memberitahu rahasia kelompok mereka kepada siapapun. Dan.. akhirnya Lau pun tinggal bersama Vicky yang dianggap sebagai orang tua angkatnya. Lau yang masih kecil itu belum mengetahui keadaan orang tuanya. Dan "Rahasia" tersebut tidak boleh sampai diketahui oleh Lau.

TO BE CONTINUED.